Jakarta | Konstruktif.ID — Jurnalis Radio Suara Surabaya, Abdi (bukan nama sebenarnya), tidak menyangka bisa terjangkit virus corona. Ia mengetahui informasi ini setelah melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) dan tes usap pada awal September. Tes ini dilakukan lantaran terdapat belasan orang di kantor yang memiliki gejala yang sama, yakni demam dan batuk selama enam hari. Hasilnya menunjukkan 18 orang media Suara Surabaya dinyatakan positif terjangkit virus corona, 12 di antaranya berasal dari divisi yang sama dengan Abdi bekerja.
“Tes swab pada waktu itu, akhirnya tanggal 2 September keluar hasilnya dan ternyata yang positif ada 12 orang di divisi saya,” jelas Abdi saat dihubungi VOA, Sabtu (26/9).
Abdi menjelaskan perusahaan media Suara Surabaya telah memiliki dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah penularan virus corona. Protokol tersebut di antaranya menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan bekerja dari rumah bagi sebagian pekerja.
Abdi menegaskan memang sebagian besar pekerja bekerja dari kantor selama pandemi virus corona. Namun, menurutnya ia hanya turun ke lapangan jika ada liputan yang penting atau tidak bisa dilakukan dengan daring.
“Kita sudah buat protokolnya sedemikian rupa, wajib pakai hand sanitizer, masker, jaga jarak sudah ada, tapi tetap saja kebobolan,” tambah Abdi.
Redaksi Radio Suara Surabaya merupakan satu di antara perusahaan media yang terbuka pada publik terkait status pekerjanya yang positif Covid-19. Melalui berita di suarasurabaya.net berjudul “Akhirnya Benteng Pertahanan Kami Jebol Juga…” pada 7 September 2020, tim redaksi menyampaikan 18 pekerja mereka positif Covid-19.
Pekerja yang terpapar sebagian besar berasal dari Divisi New Media, yang menangani www.suarasurabaya.net dan sosial media. Sedangkan divisi on air, newsroom, reporter, dan departemen non-produksi, dinyatakan negatif dari uji usap gelombang dua, tiga, dan empat. Redaksi kemudian berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan memindahkan 18 pekerja mereka ke Hotel Asrama Haji Surabaya untuk mendapatkan perawatan.
“SDM adalah aset perusahaan yang tidak bisa dinilai atau digantikan dengan apapun. Mereka mendapatkan pelayanan yang terbaik, bahkan sampai ke keluarganya kami data,” jelas CEO Suara Surabaya Media Errol Jonathans melalui keterangan tertulis (7/9/2020). (Sumber: VOA)
Discussion about this post