Akibat Harga Murah Banyak Petani Karet Alihkan Kebunnya Jadi Kebun Sawit
Riau / Konstruktif. id
Pekan ini, harga karet petani yang beli para toke Rp5500 per kg nya, di pekan lalu harga Rp5700 per kg. Kini sebagian petani karet beralih ke pekerjaan lain guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Bahkan dari informasi sejumlah petani karet di Desa Sialang Jaya, Senin (4/5/2020), saat ini mereka lebih memilih bekerja cari upahan ketimbang menakik (deres) karet, karena karet harganya yang hanya Rp5500 per kg nya.
“Bila kita beralih cari pekerjaan buruh bangunan, kita bisa bergaji antara Rp85 ribu hingga Rp100 ribu per harinya. Bila kita menakik,seminggu dapat 100 kg maka hanya dapat Rp550 ribu. Itu kalau kebun kita ,namun bila seperti saya menakik di kebun orang maka kita dapat bagi 3. Hasilnya menakik tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga lagi,” ungkap Redoan salah seorang warga Sialang Jaya.
Selain Redoan, warga lainnya Ariel juga mengaku,kini dirinya bekerja cari upahan memanen kelapa sawit di kebun masyarakat. Selain itu juga mencari kayu untuk pancang bila dijual per batangnya bisa Rp3500 dengan mencarinya di hutan.
“Bila banyak kayu,kita bisa dapat 40 sampai 50 batang yang kita langsir dengan ditarik sepeda motor lalu dijual ke toke kayu Cerocok(pancang) . Juga cari tambahan cari upahan meyemprot racun rumput ke kebun warga,” kata Ariel.
Saat ini banyak petani karet yang enggan menakik ,karena harga jualnya tidak sesuai dengan menakik yang dilakukan hampir setiap harinya. Bukan hanya itu saja, kini banyak petani karet yang menebangi batang karetnya dan diganti tanaman kelapa sawit.
Bahkan seorang toke karet di Desa Sialang Jaya yang sudah turun temurun dari ayahnya, juga kasihan dengan nasib petani karet yang harganya cuma Rp5500 per kg nya di pekan kamarin.
“Kita hanya mengambil untung Rp200 rupiah per kg nya dari petani. Kemudian ambil upah langsir dari kebun warga ke tempat penimbangan Rp200 per kgnya. Sejak beberapa bulan terakhir petani bayak yang tidak menakik karena harga karet murah,” jelas Taufik salah seorang toke karet.
Taufik juga mengakui,dengan banyaknya kebun karet masyarakat di desa Sialang Jaya yang diganti tanaman kelapa sawit kini karet yang dibeli dari warga jumlahnya jauh berkurang.
“Ada 5 orang yang membeli karet petani khusus di Sialang Jaya, dimana dulunya setiap toke setiap Minggu bisa kumpulkan 2 ton bahkan lebih dari petani karet. Namun saat ini seperti saya, setiap Minggu sulit dapat 1 ton,” ucap Taufik. ( Riaudetil).
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…