Medan | Konstruktif – Empat orang muda ini, Antonio, Rasya Ramadhan, Alexandro Tobing, dan Raja Badrul, masing-masing warga Jalan M Said, Kampung Durian, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, sudah mencapai 3 bulan mencari nafkah dengan menyewa badut serta sound system’ untuk iringan musik dan lagu.
Mereka berempat, menyebut kelompoknya sebagai Badut Family. Setiap hari, mereka beraktifitas mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.
“Hampir 3 bulan kami kerjakan cari uang dengan sewa badut dan soundsystem. Kami sewa per hari Rp100.000,” kata Raja Badrul yang mengaku siswa salah satu SMA di Medan, Jumat (05/06/2020).
Mereka berjalan dari satu tempat yang lain, dengan berjalan kaki. Saat ditemui konstruktif.id, mereka berempat sedang istirahat di emperan bangunan tak berpenghuni di sudut Jalan Pancing dan Jalan Taumang, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
Mereka menikmati gorengan sembari bersicengkrama.
DITABUNG dan BANTU ORANGTUA
Dengan rasa bangga, Rasya Ramadhan menyampaikan, bahwa mereka sudah menyisihkan uang sewa badut dan soundsystem, yang Rp100.000.
“Uang sewa badut dan soundsystem sudah ada,” kata Rasya sembari menepuk-nepuk ransel. Uang itu, disimpannya di dalam ransel.
“Tinggal cari uang untuk kami,” kata Alexandro Tobing.
Penghasilan mereka, antara Rp500.000 hingga Rp1.000.000 per hari. Setelah dikurangi Rp100.000, maka sisanya mereka bagi empat
Nah, penghasilan mereka itu, sebagian mereka berikan ke orangtua dan sebagian lagi ditabung.
“Kami kerja untuk membantu orangtua dan menabung,” kata Raja Badrul yang mengaku tidak merasa malu jika ketemu dengan teman satu sekolah.
JADI TENTARA
Antonio, setelah menyelesaikan pendidikan SMA, berkeinginan untuk menjadi tentara.
“Saya mau ngumpulin uang, untuk mewujudkan keinginan jadi tentara,” kata Antonio.
Makanya, nge-badut ini, merupakan jalan untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk mewujudkan keinginannya menjadi tentara.(Mangun)
