Oleh : Ingot Simangunsong
KABUPATEN Simalungun salah satu daerah kabupaten di negeri ini, yang menjadi sebaran virus Corona, Covid-19.
Kabupaten Simalungun, juga salah satu daerah kabupaten — jika tidak ada musibah Covid-19 — akan menggelar Pilkada 2020.
Setidaknya, ada sejumlah nama yang sudah muncul ke permukaan untuk berlaga di Pilkada 2020.
Sebelum Covid-19 datang, mereka yang menyebut diri sebagai bakal calon Bupati itu, mempertunjukkan kiat-kiat mencuri perhatian warga Simalungun. Bahasa kerennya, untuk pencitraan dan menaikkan elektabilitas.
Ramailah. Spanduknya terpasang di sejumlah titik. Bahkan, mereka juga muncul di hadapan warga untuk menyapa dengan menyampaikan visi-misinya.
Ya, sesekali dengan anggaran yang sudah dipersiapkan, mereka berbagi sesuatu yang disesuaikan dengan kebutuhan warga yang dikunjungi.
Namun, setelah Covid-19 dinyatakan berdampak kepada warga Simalungun, maka para balon yang selama ini mengumbar kehebatannya, malah menghilang, layaknya ditelan bumi.
Kenapa para balon itu tidak tanggap terhadap situasi kekinian Kabupaten Simalungun yang terdampak Covid-19? Kenapa para balon itu, tidak masuk dalam pusaran “peduli sesama” dalam memutuskan mata rantai sebaran Covid-19?
Di Kota Medan, ada sosok perempuan, kader salah satu partai, yang begitu peduli dan “masuk” ke dalam keprihatinan warga kurang mampu. Sosok perempuan muda itu, yang digadang-gadang sebagai balon Walikota Medan itu, menyusup hingga ke lorong-lorong pemukiman untuk mengantarkan bantuan sembako.
Seharusnya, para balon Bupati Simalungun, dapat melakukan hal yang sama. Memberikan perhatian kepada warga yang kurang mampu, dengan berbagi kebaikan.
Tindakan seperti ini, akan lebih menjernihkan kehadiran sosok balon Bupati Simalungun, tidak hanya sebatas membutuhkan warga untuk mengumpulkan suara pemilih.
Kehadiran balon Bupati Simalungun, akan lebih mendekatkan hubungan emosional dalam situasi musibah Covid-19. Itu juga sebagai ungkapan rasa kemanusiaan yang manusiawi. Bahwa hubungan yang humanis, akan menjadi nilai tambah, dan melahirkan rasa empati yang tulus, ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan apapun.
Kita masih berharap, para balon Bupati Simalungun yang sebelum Covid-19 merebak, telah muncul di hadapan warga, untuk dapat memberikan perhatian terhadap mereka yang terdampak virus Corona.
Mari para balon Bupati Simalungun, berbagi kebaikanlah kepada warga yang akan kalian pimpin kelak. Jangan hanya membangun hubungan emosional karena kebutuhan suara pemilih saja. Tetapi bangunlah hubungan emosional dengan calon warga kalian, karena kasih karunia dan rasa kemanusiaan.
Semoga.
Discussion about this post