Banjir Seatap Rumah di Tanjung Selamat Timbulkan Kerugian Besar

Medan | Konstruktif.id

Ratusan rumah di Komplek Perumahan De-Flamboyan Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang terpaksa ditinggal mengungsi oleh penghuninya pasca banjir bandang Kamis malam (3/12).

“Untung kami punya loteng. Begitu kami lihat dan dengar ada air datang, kami menyelamatkan diri ke loteng, hingga pagi. Masih bersyukur kami selamat, walau barang-barang semua terendam. Bahkan mobil inipun pindah ke atas pagar,” kata Rudolf Lumbantobing salah seorang penghuni perumahan.

Dijelaskannya bahwa air yang datang malam itu sangat besar dan ketinggiannya hingga plafon rumah. Besarnya air yang melingkupi perumahan itu akibat jebolnya tanggul sungai Sunggal yang langsung berbatasan dengan kompleks.

“Luapan air menghajar rumah sekira pukul 23.00 Wib. Kami bertahan hingga pagi, walau air sudah surut pukul 03.00 Wib. Suasana sangat memcekam malam itu ” tambah Rudolf.

Amatan Konstruktif, kondisi perumahan berubah menjadi lautan lumpur. Rumah-rumah ditinggal penghuninya. Barang perabotan hancur dan kotor. Aliran listrik dan PAM mati.

“Kami masih bersyukur bisa selamat bagaimana dengan saudara kita yang 3 orang meninggal? Bahkan sampai sekarang ada 4 orang lagi yang masih dinyatakan hilang,” ucap Rudolf.

Tampak aparat TNI, relawan, pramuka, BNPB dan warga bekerjasama membersihkan sisa lumpur yang masuk ke rumah. Bantuan sembako, pakaian dan berbagai kebutuhan tampak terus berdatangan.

Termasuk dari konstruktif.id dengan UD Multi Rezeki, diserahkan langsung ke Kantor Desa Tanjung Selamat oleh Poltak Simanjuntak, Togar Simanjuntak dan Jimmi Simanjuntak.

Salah seorang warga yang tampak bersusah payah mengeluarkan lumpur dari rumahnya, mengatakan bahwa pihaknya tidak membutuhkan sumbangan sembako. Tapi perbaikan tanggul.

“Warga mengungsi semua dan berpencar. Untuk apa sembako dikumpulkan? Kami lebih memerlukan perbaikan tanggul yang jebol, sehingga kami bisa kembali hidup normal di kompleks ini. Mohonlah Gubernur, Bupati bahkan Presiden membantu perbaikan tanggul itu,” katanya dengan rona wajah sedih. (Poltak Simanjuntak, Togar Simanjuntak dan Jimmi Simanjuntak).