SIANTAR | Konstruktif. Id
Menjelang Natal dan Tahun Baru, sebagian harga kebutuhan pokok melonjak naik di Pasar Horas, Jalan Merdeka, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Siantar Barat. Di sana harga cabai merah semakin pedas, tembus hingga mencapai Rp 44 ribu per kilogram (Kg).
Padahal semula harga per Kg hanya Rp 33 ribu. Kenaikan itu terjadi lantaran permintaan pembeli meningkat. Hal itu diakui Soise (40), salah seorang pedagang cabai di Pasar Horas pada Rabu (10/11) siang.
“Harga yang naik cuma cabai merah, yang lain masih normal. Biasa itu jelang hari besar, permintaan meningkat. Inipun bisa bakal naik lagi, tergantung faktorlah. Pelanggan kebanyakan minta harganya turun, tapi ya bagaimana, semua harganya naik, bukan aku aja,” ungkapnya.
Tampaknya kenaikan harga cabai berdampak bagi pengusaha makanan yang menggunakan bahan dasar cabai, seperti ayam geprek. Karenanya, sambal yang dibuat dari bahan cabai ikut dikurangi.
“Biasa untuk tingkat kepedasan ayam geprek kami itu ada macamnya. Jadi yang paling pedas level 3, tapi karena harga cabe naik, kami hanya sediakan level 1. Mau cemanalah, tak mungkin kami naikkan harga penjualan, takut langganan lari,” kata Ihya, penanggung jawab Ayam Geprek Idola.
Pedagang telur yang berdagang di sebelah Soise, mengaku permintaan juga makin bertambah. Hal tersebut kata dia, terjadi dalam menyambut perayaan hari besar. Untuk per butirnya, telur ayam Australia dibanderol Rp 1.400 dari harga sebelumnya hanya Rp 1.200.
“Mau natal ini, Bang. Naik dikitlah harganya. Harga bervariasi, kalau telur ayam kampung sekarang Rp 3.500 dari Rp 3.000 per butirnya. Mau natal ini kan banyak orang mau buat kue, ya karena permintaan meningkat, harga pun jadi naik,” ujar pedagang telur mengaku bernama Rosina.
Selain menjelang Natal dan Tahun Baru kata Rosina, kenaikan harga juga termasuk banyaknya permintaan dari pemerintah atau instansi terkait yang saat ini gencar memberikan bantuan sembako berupa telur. Dalam seminggu, puluhan papan telur Australia miliknya sering diborong.
“Itu sekarang, banyak telur diborong untuk bantuan, seperti orang Dinas Sosial. Belum lagi pelanggan ini rata-rata ngaku beli telur banyak-banyak hanya untuk buat kue yang mau dijual lagi. Kami pun, kalau untuk stok aja amannya ini. Tapi nanti paling banyak pas mau tahun baru,” ungkapnya. (*/Gabriel Simanjuntak)