Medan | Konstruktif – Wakil Rektor III Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof. Dr. Mahyuddin KM Nasution, M.I.T., Ph.D mengungkapkan, berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan, peningkatan kasus Covid-19 di Kota Medan akan terjadi pada Agustus mendatang.
Untuk itu, kata Mahyudin Nasution, harus dilakukan langkah bersama mengatasinya. Salah satunya yang akan dilakukan, yakni akan menghadirkan seluruh pakar yang dimiliki USU dan membuat web seminar (webinar).
“Dalam webinar, masing-masing pakar akan menyampaikan pendapat dan analaisisnya terkait penanganan pandemi Covid-19 , termasuk persiapan menghadapi new normal sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Kita harus bisa buat Medan kembali zona kuning agar para investor mau berinvestasi. Yang utama kembali zona kuning, setelah itu baru perlahan-lahan kita menuju zona hijau,” kata Mahyuddin saat menerima Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, H Akhyar Nasution, berkunjung ke USU, Senin (15/06/2020).
Kehadiran Akhyar Nasution didampingi Kadis Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Arjuna Sembiring, disambut dan diterima Wakil Rektor III USU Prof. Dr. Mahyuddin KM Nasution MIT PhD, Staf Ahli Rektor Prof Edi Warman SH, M.Hum, Kepala LP USU Prof. Dr. Erman Munir serta Kabiro Kerjasama Ir. Yedi Suhedi.
“Kami ingin minta masukan dari pihak kampus USU yang kami anggap sebagai orang tua. Masukan ini nantinya akan kami jadikan sebagai dasar untuk membuat langkah dan kebijakan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi jumlah warga yang positif Covid-19 dalam bulan ini sangat tinggi. Di samping itu juga sebagai persiapan untuk menghadapi new normal,” kata Plt Wali Kota Medan.
Diungkapkan Plt Wali Kota Medan, peningkatan terjadi tidak terlepas dari kultur masyarakat yang kurang peduli dan menganggap biasa pandemi Covid-19. Oleh karenanya dalam kunjungan ini, Plt Wali Kota Medan tidak hanya ingin masukan yang sifatnya knowledge, tetapi juga masukan bagaimana caranya membangun kultur masyarakat sehingga timbul gerakan bersama untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat.
“Di samping itu juga kami ingin mendapatkan masukan terkait pengaktifan pendidikan kembali. Sebab, Pemko Medan sampai saat ini belum memiliki formula yang tepat untuk pendidikan. Apalagi Pemko Medan menaungi pendidikan mulai tingkat PAUD, TK, SD dan SMP. Tidak mungkin anak-anak dibiarkan lama-lama tidak kembali aktif belajar. Untuk itu tentunya diperlukan formula yang tetap, sehingga pengaktifan belajar kembali tidak berdampak negatif dengan anak-anak didik,” ungkapnya. (ManguN)
Discussion about this post