Simalungun, Konstruktif.id
Yetno, warga Huta III Nagori Pematang Gajing Kabupaten Simalungun mengatakan, sudah tiga ekor sapi milik warga mati sejak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di Desa Pematang Gajing Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun.
Kematian tiga ekor sapi itupun diketahui pada pagi harinya, Kamis (30/6/22).
“Semalam pagi matinya, sudah dikubur tadi pagi itu juga” kata Yetno, Jumat (1/7/22).
Sementara, Tumin warga lainnya turut juga mengatakan, lembu berusia 2 bulan miliknya mati mendadak.
Hal ini diketahuinya saat ia pulang kerja siang hari.
“Lembu anakan ku itu gak ada sakit. Tapi induknya baru disuntik kemarin sama penyuluh hewan ternak, mungkin keracunan dari air susunya,” kata Tumin (50).

Sementara itu, Majid selaku Gamot (kepala dusun) Huta III mengatakan, sudah ada 3 ekor ternak warga yang mati diduga sakit PMK. Untuk desa tersebut, rata-rata lembu warga sudah terjangkit penyakit PMK.
Setelah adanya kasus kematian sapi, ia berharap agar ada penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui dinas terkait, supaya dapat mengatasi keresahan warga.
“Kita harapkan kehadiran pemerintah khususnya Pemkab Simalungun. Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan atas musibah yang dialami peternak di desa kami. Sampai sejauh ini belum ada perhatian Pemkab Simalungun untuk hal ini,” tuturnya.
Sementara, Kadis Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Simalungun Robert Pangaribuan mengungkapkan, saat ini belum ada vaksin atau obat yang dikeluarkan Pemkab Simalungun maupun Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara.
“Tidak ada biaya apapun. Tapi, bantuan obat-obatan belum ada, tetapi yang di lapangan itu suka relawan. Jadi obat-obatan mereka beli sendiri. Mereka tidak digaji negara. Sampai sekarang belum ada obat dari pemerintah,” bebernya.(Jepri S)
Discussion about this post