Balige | Konstruktif.id
Dinas Pertanian Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara belakangan gencar mengajak pemanfaatan pupuk organik kepada masyarakat petani di daerahnya. Pasalnya ketersediaan pupuk bersubsidi terbatas akibat usulan yang diajukan tidak pernah terealisasi sepenuhnya sesuai jumlah usulan.
“Paling dikisaran 30-40 persen yang terealisasi. Itu berdasarkan kenyataan,” kata Kordinator Penyuluh Pertanian, Kabupaten Toba, Edisman Sitorus di ruang kerjanya di Balige, Selasa (7/11/2022).
Oleh karena kondisinya demikian, Pemerintah Kabupaten Toba, terus mengajak masyarakatnya memakai pupuk organik dalam memenuhi kebutuhan pupuk buat lahan pertaniannya.
“Kalau petani belum tau cara membuatnya, kami selalu siap memberikan pelatihan. Kapan saja dipanggil untuk memberikan pelatihan, kami siap,” katanya.
Disisi lain, Edisman mengaku sudah banyak kelompok tani mereka latih bagaimana cara membuat pupuk organik dan pelatihannya dikatakan tidak sulit untuk dipahami, karena bahannya ada disekitar lingkungan masyarakat.
Kepala Bidang Penyuluhan, Apul Simanjuntak membenarkannya. Jikalau kepala desa dan kelompok tani di desa mengundang, dikatakan pihaknya selalu siap memberikan pelatihan.
Demikian halnya karena anggaran pelatihannya, kata Apul, bersumber dari dana desa. Ketersediaan pupuk di Kabupaten Toba memang sering dikeluhkan petani, karena pupuk yang tersedia tak sebanding dengan kebutuhan petani.
Kepala Dinas Pertanian TH Sitorus menanggapi hal ini mengatakan pupuk bersubsidi bukan langka, tetapi ketersediaannya terbatas. Hal itu terjadi lanjut TH Sitorus akibat usulan pupuk bersubsidi yang diajukan tidak sepenuhnya terealisasi. “Paling dikisaran 30-40 persen yang terealisasi,” katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya terus mengajak masyarakat petani memanfaatkan pupuk organik untuk memenuhi kebutuhannya.
“Kalau petani ingin mengetahui cara membuatnya, kami siap memberikan pelatihan, dan tidak sulit karena bahan bahannya ada disekitar lingkungan kita,” katanya. (*/Edward Sibuea)
Discussion about this post