Categories: PROFIL

Fony Sitanggang, Mulai Bisnis dengan Ulos Sadum Hingga Punya Kilang dan Raih Penghargaan dari Presiden

Pematangsiantar | Konstruktif – Sejak tahun 1994 — lebih kurang 26 tahun — Fony boru Sitanggang menekuni bisnis ulos.

Bisnis itu, dimulainya dengan hanya mengenal satu jenis ulos, yakni ulos sadum yang ditenun dari industri rumahan (home industry) buah karya para ibu-ibu di Kota Pematangsiantar.

“Saya mulai bisnis ini dengan menjual satu jenis ulos, yaitu ulos sadum,” kata Fony Sitanggang ketika diwawancarai wartawan konstruktif.idSingli Siregar di kios Kyan Ulos Pasar Horas Lantai 2 Gedung 2, Jalan Merdeka, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sabtu (27/06/2020).

Seiring berjalan waktu, Fony Sitanggang senantiasa mendengar keluhan ibu-ibu yang bertenun. Keluhan itu, berkaitan harga ulos turun, hingga tidak adanya pedagang yang menampung dikarenakan banjir ulos yang mereka tenun.

“Saya merasa prihatin. Akhirnya saya punya ide untuk menginovasi bahan dasar ulos agar dapat dimanfaatkan untuk keseharian,” katanya.

Fony pun membangun kerjasama dengan para ibu-ibu yang menjadi binaannya. Salah satu perubahan yang disampaikan Fony, berkaitan dengan keseriusan memperhatikan kualitas benang, dan mempercantik motif.

Berkat kerjasama dan inovasi yang dilakukan, dihasilkan beberapa produk baru, diantaranya; jas, blazer, kemeja, rompi, berbagai macam dasi, tas, taplak meja, sarung kursi, topi, detar dan peci, yang kesemuanya merupakan modifikasi disain ulos.

“Dengan menginovasi bahan dasar ulos inilah semakin terjadi pelebaran lapangan kerja. Karena banyak permintaan, akhirnya saya buka kilang tenun sendiri,” kata Fony Sitanggang yang menjelaskan sejak awal sangat tertarik dengan ulos dari sisi bisnisnya.

Nama Kyan Ulos

Untuk memperkenalkan bisnis ulosnya, Fony pun memutuskan usahanya dengan nama Kyan Ulos.

Diungkapkannya, nama itu merupakan perpaduan nama anaknya yang sulung, Franky Samosir dan anak kedua, Daniel Christian Samosir.

Kenapa memadukan kedua nama itu? Fony Sitanggang punya harapan, kelak ketika dirinya sudah tidak mampu meneruskan usaha tersebut, kedua anaknya itulah yang akan melanjutkannya.

“Itu pengharapan saya,” kata Fony yang mengaku bahwa sebelum pandemi Covid-19, punya karyawan tetap 24 orang, dan karyawan tidak tetap 50 orang.

“Cabang kita sebelum Covid-19, ada di Medan, Kalimantan Timur, dan produk kita ada juga di gedung Smesco Jakarta Selatan,” katanya.

Fony Sitanggang, melalui Kyan Ulos, terobsesi menjadikan ulos sebagai bagian dari adat Batak, menjadi produk yang lebih dapat diterima sehari-hari.

“Untuk itu Kyan Ulos akan memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang disediakan di pasar bebas. Kami memiliki kesempatan lebih dekat ke pasar dan juga memiliki akses yang lebih luas yang sebelumnya sulit kami capai,” kata Fony Sitanggang.

Kyan Ulos — tidak hanya sekadar bicara — hal itu dibuktikan dengan kemampuan menciptakan lapangan.

Produk Kyan Ulos sudah sampai ke luar negeri, seperti Penang, Singapore, Papua, Kalimantan Timur, Jogja, Bandung dan daerah lainnya.

Kyan Ulos juga sering mengikuti even yang diadakan pemerintah dan pihak swasta. Misalnya, pameran setiap tahun di PRJ (Pekan Raya Jakarta), pameran di Surabaya yang dibawa Prusda Pematangsiantar, pameran yang diadakan Bank Sumut, BNI, dan mengikuti pertandingan Bhayangkari se Indonesia di Mabes Polri 2014, keluar sebagai juara 1.

Tidak hanya itu, Kyan Ulos, juga mendapat Penghargaan Shidakarya 2018 Tingkat Provinsi dari Gubernur Sumut, Penghargaan Paramakarya dari Presiden RI Jokowi yang diserahkan Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah.( 27-28 November 2019).

Seluruh prestasi dan pencapaian target tersebut, adalah hasil disain sendiri, sebagai produk Kyan Ulos.

“Usaha ini, saya sendiri yang merintisnya, yang akhirnya sangat bermanfaat bagi orang banyak dan membantu keluarga,” kata Fony Sitanggang, istri dari Karman Samosir itu.

“Keberhasilan yang dicapai sekarang ini berkat dukungan suami dan anak-anak,” kata ibu dari 4 anak ini, yakni Franky Samosir (sudah berkeluarga alumni Unpar), Daniel Christian Samosir tamat dari ITB, Firman Samosir masih kuliah di UKDW dan si bungsu Elisabeth Samosir, masih kuliah di Universitas Indonesia.

Dan yang membanggakan bagi Fony Sitanggang, ketiga putranya sudah mengikuti jejaknya untuk melanjutkan dan mengembangkan usaha tersebut.

“Saya bangga, mereka memilih menjadi entrepreneur. Pesan saya, mari bangga dengan produk lokal, buatan Indonesia. Salam budaya. Kita Indonesia, Kita Produktif,” kata Fony Sitanggang.

Redaksi

Recent Posts

Pelaksanaan Pilkada di Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Lancar *Paslon Boby/Surya Raih 420 Suara, Edy/Hasan Peroleh 124 Suara

Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…

13 jam ago

Tim Kamtib Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Cek Saluran Pembuangan Air

Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…

2 hari ago

Polsek Siantar Timur Bantu Korban kecelakaan untuk mendapatkan pertolongan pertama

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…

3 hari ago

Siap Menjamin Keamanan,Polres Pematangsiantar terjunkan 150 Personil Amankan 411 TPS Pilkada 2024

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…

3 hari ago

Polres Pematangsiantar Sambut 60 Personil BKO Sat Brimob Polda Sumut

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…

3 hari ago

Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024, Samapta Polres Pematangsiantar kuti Latihan Pengendalian Massa di Sat Brimobda Sumut Batalyon B Tebing Tinggi

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…

3 hari ago