SIANTAR | Konstruktif. Id
Sejumlah mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Siantar menggelar aksi damai, dengan turun ke jalan. Aksi memperingati Hari HAM Sedunia ke-73 Tahun pada Jumat (10/12) siang pukul 90.00 WIB.
Massa GMNI menggelar aksi di depan kantor Wali Kota Siantar, Jalan Merdeka, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat. Membawa belasan poster berisi tulisan dengan ragam tuntutan.
“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemenangan pikiran dan hati nurani, hak untuk beragama, hak untuk tidak diperbudak, dan hak asasi manusia”.
Selain di depan balai kota, massa aksi juga turun ke ruas Jalan Sutomo. Aksi itu tak membuat pengendara terganggu. Kendaraan roda dua dan roda empat masih dapat melintasi ruas jalan seperti biasa.
Terlihat juga sejumlah petugas dari Satuan Lantas dan Satuan Intelkam Polres Siantar mengamankan aksi yang mendapat perhatian warga tersebut.
Pimpinan aksi, Riyo Manurung mengatakan GMNI turun ke jalan untuk melakukan sosialisasi secara langsung. Aksi itu menebar pesan, untuk menolak lupa atau merawat ingatan akan hari HAM.
Dalam aksi, mereka juga membacakan puisi dan menyanyikan lagu perjuangan yang terus dikumandangkan sepanjang rute jalan. Pihaknya kata Riyo, mengingatkan publik bahwa sudah adanya undang – undang yang mengatur tentang HAM.
“Serta adanya nomor interaktif yang dibuka kepolisian, sebagai bagian dari tempat melapor bagi yang mendapat perlakuan pelanggaran Hak Asasi Manusia,” ujar Riyo di sela-sela aksi sambil menenteng spanduk dan berjalan kaki.
GMNI kata Riyo, menilai situasi saat ini banyak terjadi pelanggaran HAM dan juga pemahaman masyarakat tentang pelanggaran HAM secara khusus di Kota Siantar belum begitu luas. Karena itu dia meminta pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara gencar terkait HAM.
“Untuk menumbuhkan atau menempah pemahaman masyarakat, GMNI Siantar mengajak pemerintah untuk dapat mensosialisasikan, memperhatikan dan peduli terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, kepada seluruh elemen masyarakat Kota Siantar, untuk tidak tinggal diam serta meminta institusi yang berwenang menuntaskan kasus-kasus yang melanggar HAM. (*/Gabriel Simanjuntak)
