HIDUP ADALAH MEMBERI

Oleh: Pdt Martunas P. Manullang

Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.

“Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang terjadi di atas bumi.” (Pengkhotbah 11:2).

Dari konteks pasal 11 ini kita mengetahui tentang kebenaran mengenai hidup atau kehidupan kita sebagai manusia.

Kebenaran itu ialah, kita (manusia) sebenarnya tidak tahu akan masa depan. Atau, masa depan itu, suatu hal yang tidak dapat kita tentukan.

Jika demikian, mestinya kita bertanya kepada diri sendiri, bagaimana menghadapi hari ini?

Apa yang kita lakukan dalam hari-hari hidup kita ini?

Memerhatikan ayat 1, kita diajarkan untuk melakukan aktivitas dan mengembangkannya.

Memperluas hubungan, jaringan atau relasi.

Meningkatkan perbuatan baik, atau hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menolong atau membantu orang lain.

Entah berbagi rezeki, pengalaman hidup, ilmu psngetahuan, dukungan finansial, bantuan sosial, atau hal apapun yang lainnya yang dapat kita sumbangkan, kita berikan dan dedikasikan kepada sesama demi kebaikan bersama, atau kebaikan orang lain.

Jadi, dengan menyadari bahwa masa depan itu tidak dapat kita tentukan, maka tiada yang lain dapat kita lakukan pada hari ini, yaitu menyatakan atah menunjukkan identitas baru kita sebagai orang percaya, yaitu hidup dalam kasih atau mengasihi melalui perbuatan nyata atau tindakan kongkrit kepada sesama kita.

Bahasa sederhananya, menjadi saluran berkat atau menjadi berkat bagi sesama, setiap hari.

Hidup yang ditujukan kepada orang lain, hidup yang berbagi, hidup yang berkorban, hidup yang memberi, hidup yang mengasihi. Hidup yang terarah atau diarahkan bagi orang lain. Dalam tindakan nyata atau kongkrit. Bersaksi dan melayani melalui perbuatan atau tindakan nyata.

Selamat beraktivitas di hari ini. Salam Marturia.

Tuhan Yesus memberkati. AMIN.