Categories: Medan

Ibadah dan Persembahan kepada Tuhan

(Khotbah pada Minggu VI Setelah Trinitatis, 19 Juli 2020)

Evangelis: Ulangan 16:13-17

Oleh: Pdt Martunas P. Manullang

 

Perikope Ulangan 16:13-17 ini menceritakan tentang Hari Raya Pondok Daun. Pondok adalah tempat berteduh yang digunakan oleh para petani ketika mereka menjaga panen mereka di ladang.

Dalam trradisi orang Israel, pada Hari Raya Pondok Daun, saat hasil panen telah dikumpulkan, mereka menganyam ranting-ranting pohon untuk dijadikan pondok.

Setiap orang dari mereka harus tinggal dalam pondok sementara itu,selama tujuh hari. Makna teologis dari peristiwa atau perayaan ini ada beberapa hal, misalnya:

Pertama: Menunjukkan pengakuan iman atau pernyataan iman bangsa Israel, Tuhanlah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya. Tuhanlah yang mengendalikan alam semesta. Tuhanlah yang memberikan kesuburan pada tanah pertanian dan yang membuat hasil panen yang berlimpah. Ungkapan tentang kesadaran bahwa TUHAN adalah Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang memelihara seluruh ciptaanNya.

Kedua: Pengakuan tentang kehadiran TUHAN dalam perjalanan hidup atau sejarah kehidupan bangsa itu, sebagai Umat Allah. Pengakuan ini, nyata dalam peristiwa: Keluaran dari Mesir (=dibebaskan dari perbudakan Mesir); Penerimaan Hukum Taurat di Sinai (=Allah memberikan hukum-Nya kepada umat-Nya); Penyertaan selama perjalanan di padang gurun–yang penuh mujizat tentang pemeliharaan dan penyertaan itu; memasuki Tanah Kanaan atau Tanah Perjanjian dan membangun kehidupan baru di Tanah Perjanjian sebagai umat Allah.

Pada peristiwa bersejarah ini, yang dianggap sebagai tonggak-tonggak sejarah dalam pertumbuhan iman bangsa itu; iman itu dirasakan amat dinamis bergerak dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.

Inilah realitas yang dialami dan dihayati oleh bangsa Israel dalam suatu persekutuan; dialami masing-masing suku bangsa dan keluarga besar, keluarga kecil dan perseorangan atau individu. Intinya, dalam sejarah hidup setiap orang, sejak dari lahirnya dan sepanjang hidupnya, ada pengakuan tentang kehadiran TUHAN di sana.

Jadi, iman itu selalu dihubungkan dengan perjalanan kehidupan sebagai bangsa, suku bangsa, keluarga dan perseorangan. Ini diakui, dalam suatu persekutuan umat dengan Allah maupun persekutuan pribadi dengan Allah. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan, selalu dikaitkan dengan Allah yang hadir dan menyapa manusia dalam setiap peristiwa  atau pun kejadian itu.

Ketiga: Mengingat semua peristiwa itu dan merayakannya sebagai suatu cara untuk mengingat semua kebaikan TUHAN dalam kehidupan mereka. Dalam perayaan ibadah ini, setiap orang haruslah membawa persembahan sebagai tanda ucapan syukur.

Jadi, adanya ucapan syukur yang ditandai dengan persembahan. Persembahan dalam ibadah, sebagai tanda pengucapan syukur kepada Tuhan, karena penganalan atas kebaikan-kebaikan-Nya kepada umat-Nya.

Persembahan dan kehadiran dalam ibadah ini, menjadi pengakuan bahwa sebagai umat Tuhan, kita berada dalam suatu ketergantungan hidup sepenuhnya kepada-Nya dan pujian syukur kepada TUHAN atas kebaikan-Nya.

Pemazmur mengatakan: Pujilah TUHAN, hai jiwaku dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya (Mazmur 103:2). Bahkan di sini, ungkapan pengucapan syukur (melalui persembahan) dan pernyataan rasa ketergantungan sepenuhnya hanya kepada TUHAN, menjadi inti dari ibadah kita, Inilah ibadah yang berkenan bagi TUHAN.

(Catatan: bnd. Markus 12:41-11: Persembahan seorang janda miskin, yang menunjukkan bahwa: a. Ia datang dari rasa syukur dan iman. b. Hari ini ia menyerahkan hari esoknya kepada TUHAN. c. Ia berkorban dan mempersembahkan apa yang tinggal, yang dia miliki, apa yang tersisa. Nafkah hidup untuk esok hari, atau kehidupannya sendiri untuk esok hari, semuanya dia bawa dan serahkan di hadapan TUHAN. d. Ini menunjukkan suatu ketergantungan hidup hanya kepada TUHAN saja. e. Sebagai bukti dari imannya adalah ia mengorbankan segalanya/mempersembahkan segalanya dari apa yang dia miliki, semua diserahkan dan hingga pada akhirnya dia dalam hidupnya hanya menggantungkan diri pada kasih karunia TUHAN.

Tuhan Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, bahwa janda miskin ini memberi lebih banyak, karena ia memberi dari kekurangannya, bahkan semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya).

Topik khotbah hari ini adalah: Ibadah dan persembahan kepada TUHAN. Ini menyadarkan dan mengingatkan kita semua orang percaya yang hidup di zaman ini, agar:

1. Mengikuti dan menghadiri serta merayakan dengan penuh sukacita, iman dan rasa syukur, setiap perayaan yang yang sudah ditentukan TUHAN, atau yang menjadi hari besar Kristiani, seperti Natal, Paskah, Pentakosta, dsb. Melalui perayaan dalam setiap hari besar ini, kita dapat merasakan, mengalami dan menghayati karunia Allah yang sangat besar dalam hidup kita. Setiap perayaan, menjadi kesempatan yang amat berharga, di mana kita sebagai umat Tuhan dipersatukan dalam persekutuan dengan TUHAN, Allah sendiri.

2. Iman kita akan bertumbuh dengan lebih baik dalam ibadah dan persekutuan ini, dapat dilanjutkan dengan ibadah atau persekutuan peribadi di rumah kita masing-masing. Dalam persekutuan atau kebersamaan dalam ibadah kita, aspek koinonia (persekutuan) benar-benar kita rasakan. Persekutuan yang dihimpun dan dipanggil oleh Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Berkat Allah yang kita rasakan dalam persekutuan itu, membuat kita benar-benar semakin bersukacita, lebih bersyukur dan makin menggantungkan diri hanya kepada TUHAN.

3. Alam semesta adalah ciptaan atau karya Tuhan dan menjadi cerminan wajahNya dan simbol kehadiranNya. Tuhan akan memberi berkat-Nya pada setiap  proses kehidupan kita. Pada setiap musim-alam, masa panen yang kita jalani, itulah cara Tuhan memelihara kita dan seluruh ciptaan-Nya. Satu hal yang pasti, kita menerima berkat TUHAN pada setiap musim kehidupan.

4. Kita mengikuti lebih sungguh lagi setiap perayaan atau ibadah dan memberikan persembahan sebagai tanda syukur kita keptada TUHAN atas segala sesuatu yang kita terima dari Dia. Menjadi ungkapan penyerahan diri dan ketergantungan diri kita sepenuhnya, hanya kepada TUHAN. Ibadah, yang di dalamnya menyatu, ucapan syukur kepada TUHAN dan ketergantungan hidup atau penyerahan hidup kepadaTUHAN, Allah Pencipta kita.

Selamat hari Minggu, selamat beribadah. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

(HKBP Kayu Putih, 18 Juli 2020.)

Redaksi

Recent Posts

Pelaksanaan Pilkada di Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Lancar *Paslon Boby/Surya Raih 420 Suara, Edy/Hasan Peroleh 124 Suara

Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…

13 jam ago

Tim Kamtib Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Cek Saluran Pembuangan Air

Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…

2 hari ago

Polsek Siantar Timur Bantu Korban kecelakaan untuk mendapatkan pertolongan pertama

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…

3 hari ago

Siap Menjamin Keamanan,Polres Pematangsiantar terjunkan 150 Personil Amankan 411 TPS Pilkada 2024

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…

3 hari ago

Polres Pematangsiantar Sambut 60 Personil BKO Sat Brimob Polda Sumut

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…

3 hari ago

Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024, Samapta Polres Pematangsiantar kuti Latihan Pengendalian Massa di Sat Brimobda Sumut Batalyon B Tebing Tinggi

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…

3 hari ago