Jakarta | Konstruktif — Sejak lahir hingga usia enam bulan, anak akan memperoleh asupan susu hanya dari ibunya (ASI). Namun dalam kondisi tertentu, ASI tidak lagi cukup atau tidak keluar sehingga anak musti diberi tambahan susu formula. Karena ini merupakan protein asing pertama dikenal anak, kadang anak tidak cocok dan menunjukkan reaksi alergi.
Mengutip dari Alodokter, alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap protein susu. Orang tua kerap melihat kondisi ini sama dengan intoleransi laktosa. Padahal intoleransi laktosa berarti anak sulit mencerna laktosa atau gula alami pada susu.
Anak biasanya menunjukkan reaksi alergi dengan gejala seperti gangguan pencernaan (muntah, perut kembung, diare), gatal dan ruam, bengkak pada bagian tubuh tertentu, batuk-batuk, hidung meler, mata berair dan rewel.
Melalui laman resminya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut alergi protein susu sapi bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika berlanjut, anak bisa mengalami alergi lain di kemudian hari.
Hal utama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengganti susu formula tanpa kandungan protein susu sapi. Anak perlu diberikan susu alternatif. Jenis susu untuk anak alergi protein susu sapi antara lain:
1.Susu formula hidrolisat ekstensif
Susu ini tetap mengandung protein susu sapi tetapi dalam bentuk yang telah dipecah menjadi komponen yang lebih kecil. IDAI menyebut sebagian besar anak alergi protein susu sapi bisa mentoleransi susu jenis ini dengan baik. Susu jenis ini misalnya Nutramigen, Pregestimil, dan Pepti-Yunior.
2. Susu formula asam amino
Susu formula ini mengandung asam amino bebas. Asam amino bebas merupakan bentuk paling sederhana protein. Susu jenis ini jadi pilihan terbaik untuk anak dengan alergi protein susu sapi terutama yang sudah berat. Susu formula asam amino bisa diperoleh dengan label misalnya, Neocate.
3. Susu kedelai
Susu kedelai menggunakan komponen kedelai sebagai pengganti komponen susu sapi. Meski tidak mengandung protein susu sapi, tetapi bisa terdapat reaksi silang antara protein susu sapi dan protein susu kedelai. Akibatnya ada sekitar 10-14 persen anak alergi protein susu sapi bereaksi dengan susu kedelai.
Susu jenis ini tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 6 bulan. Susu biasanya diberikan dengan pertimbangan khusus semisal, kondisi perekonomian keluarga, bayi tidak bisa mentoleransi susu formula lain atau pola makan vegetarian.
Susu formula alternatif diberikan minimal selama 3 bulan sampai 12 bulan bergantung dari keparahan reaksi alergi, usia dan kadar IgE (Immunoglobulin E) atau antibodi yang diproduksi tubuh saat bereaksi terhadap alergi. Jika terjadi gejala alergi ulang, maka pemberian susu alternatif dilanjutkan. Jika tidak ada gejala, anak bisa kembali minum susu sapi.
Sebagian besar anak dengan alergi protein susu sapi akan sembuh atau toleran terhadap susu sapi saat usia balita.(ManguN/cnnindonesia)
Discussion about this post