Categories: Nasional

Jokowi Minta Hindari “Polemik” Terkait Penanganan Covid-19

Presiden Joko Widodo membela kebijakannya dalam memerangi pandemi Covid-19. Ia meminta tidak ada “polemik” atau “kegaduhan” di tengah kritik bahwa ia lebih mengutamakan masalah ekonomi daripada kesehatan masyarakat.

Kantor berita Reuters melaporkan, Minggu (04/10/2020), pernyataan Jokowi yang disampaikan melalui video pada Sabtu malam (3/10) datang ketika kasus Covid-19 di Indonesia naik menjadi 299.506. Korban tewas terkait virus corona pun mencapai 11.055, dan angka tersebut termasuk yang tertinggi di Asia.

Penanganan pemerintah terhadap pandemi sejak Maret menuai kritik dari beberapa pakar kesehatan masyarakat. Pemerintah dianggap lebih memprioritaskan ekonomi daripada masalah kesehatan masyarakat.

Kementerian Kesehatan baru-baru ini mendapat kecaman keras dari kelompok sukarelawan dan netizen terkait masalah alokasi anggaran yang dianggap tidak mencukupi untuk pandemi, perlindungan yang tidak memadai untuk petugas kesehatan dan tingginya harga tes virus corona yang dipatok oleh pihak swasta.

“Saya bisa katakan penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik,” kata presiden dalam keterangannya di akun YouTube Sekretariat Presiden, dengan alasan jumlah kasus dan kematian di Indonesia lebih baik daripada negara-negara lain yang berjumlah penduduk besar.

Presiden membela keputusannya untuk tidak memberlakukan lockdown di seluruh provinsi atau kota di tempat-tempat di mana kasus terus meningkat karena menurutnya hal itu akan merugikan mata pencaharian masyarakat.

“Mengutamakan kesehatan bukan berarti kita mengorbankan ekonomi, karena jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang,” kata Jokowi.

“Mengatasi pandemi ini memang sulit, butuh kerja keras bersama, dan saya yakin kita bisa melakukannya,” ujarnya. “Yang terpenting dalam situasi ini, jangan ada yang berpolemik dan jangan ada yang membuat kegaduhan-kegaduhan,” ujar Presiden Jokowi.

Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini akan memasuki resesi akibat pandemi -pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia terjadi pada 1998. Namun, seorang pejabat mengatakan perkiraan terburuk pemerintah adalah pertumbuhan ekonomi melambat 1,7 persen pada tahun 2020. Namun, angka ini lebih baik daripada banyak negara.

Presiden juga berjanji akan memerintahkan para menterinya untuk memperbaiki respons mereka terhadap krisis dan mengimbau masyarakat untuk mengadukan atau memberikan saran kepada pemerintah. [sumber: VOA]

Redaksi

Recent Posts

Pelaksanaan Pilkada di Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Lancar *Paslon Boby/Surya Raih 420 Suara, Edy/Hasan Peroleh 124 Suara

Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…

13 jam ago

Tim Kamtib Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Cek Saluran Pembuangan Air

Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…

2 hari ago

Polsek Siantar Timur Bantu Korban kecelakaan untuk mendapatkan pertolongan pertama

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…

3 hari ago

Siap Menjamin Keamanan,Polres Pematangsiantar terjunkan 150 Personil Amankan 411 TPS Pilkada 2024

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…

3 hari ago

Polres Pematangsiantar Sambut 60 Personil BKO Sat Brimob Polda Sumut

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…

3 hari ago

Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024, Samapta Polres Pematangsiantar kuti Latihan Pengendalian Massa di Sat Brimobda Sumut Batalyon B Tebing Tinggi

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…

3 hari ago