Toba | Konstruktif.id
Kabupaten Toba kekurangan guru SD dan SMP sekitar 800 orang. Kekurangan terjadi akibat guru banyak yang pensiun.
“Pemerintah Kabupaten Toba sudah pernah melakukan penerimaan CPNS untuk guru, tetapi kuota yang diterima belum sebanding dengan jumlah guru yang pensiun. Karenanya guru untuk SD-SMP masih tetap kurang,” terang Kepala Dinas Pendidikan Parlindungan Panjaitan melalui Kepala Bidang Tenaga Kependidikan dan Teknis, Chandra Tambunan, di ruang kerjanya di Balige, Jumat (19/3).
Dikatakannya, jumlah guru yang kurang sudah berdasarkan perhitungan mereka.
“Bila kekurangan ini bisa terpenuhi, maka idealnya, jumlah guru di SD dan SMP, akan terwujud,” ujarnya.
Mengatasi kekurangan, Dinas Pendidikan sudah mengusulkan penerimaan guru kategori PPPK (P3K) ke Kementerian Pendidikan, MenPan-RB dan BKN tahun lalu saat pertemuan di Batam.
“Harapan kami usulan itu dapat disetujui,” ujarnya, meski diakui usulan masih membutuhkan tindaklanjuti dari mereka.
Jika usulan P3K mendapat persetujuan, pihaknya akan membuka penerimaan secara terbuka. Dikatakan yang bisa mendaftar untuk mengikuti seleksi P3K, ada 3 (tiga) kategori yakni, eks K-2, guru yang terdaftar di Dapodik per 31 Desember 2019 dan yang punya sertifikat pendidik.
“Hanya itu yang dapat mendaftar untuk mengikuti seleksi P3K nantinya. Tapi usulan yang kami ajukan tentu harus mendapat persetujuan lebih dahulu,” terangnya.
Jumlah SD di Kabupaten Toba sebanyak 227 unit, SMP 50 unit. Jumlah guru SD sebanyak 1.986 orang, 1.232 diantaranya PNS, 427 Honor kontrak dan 327 Honor Komite. Sedangkan guru SMP 948 orang, 645 diantaranya PNS, 202 Honor Kontrak dan 101 honor komite. Selain itu 53 orang P3K. (Edward Sibuea).
