Kepala Lingkungan, Jujurlah Salurkan Bantuan
Oleh: Ingot Simangunsong
KEPALA Lingkungan, atau populer disebut Kepling, adalah ujung tombak pemerintah dalam mendata jumlah penduduk di lingkungannya. Terutama berkaitan dengan jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan atau berada di bawah garis kemiskinan.
Artinya, Kepling harus memiliki hati nurani, harus memiliki kejujuran kelas tinggi dan rasa empati terhadap masyarakatnya yang sangat membutuhkan bantuan atau uluran tangan. Apalagi di masa negeri ini sedang berhadapan dengan sebaran virus Corona, Covid-19.
Masyarakat yang berada di garis atau di bawah garis kemiskinan, dan yang harus kehilangan penghasilan karena terdampak pandemi virus Corona, Covid-19, sangat layak mendapatkan sentuh kemanusiawian dari para Kepling.
Dalam musibah sebaran virus Corona, Covid-19 ini, Kepling jangan lagi bermain-main di pusaran lebih mementingkan orang-orang terdekat, keluarga, atau kelompoknya saja. Kelaziman tersebut harus dirubah, karena setiap orang sangat merasakan pukulan berat dari bencana nasional ini.
Kepling sebagai ujung tombak penyaluran amanah menyerahkan bantuan, jangan sampai terjerat pada lingkaran keserakahan, kekerdilan dan ketidak-beradaban dalam memperlakukan masyarakat.
Kepling diharapkan untuk lebih menonjolkan rasa persaudaraan, dimana semua warganya adalah saudara yang harus diberi pertolongan. Sebesar atau sekecil apapun bantuan yang akan disalurkan, seluruh masyarakat, harus sama-sama merasakannya.
Kepling, jangan biarkan masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan, justru tidak menerimanya. Jangan biarkan masyarakat menjadi berang, teriak-teriak, menghujat dan mencaci maki tindakan Kepling yang terkesan pilih kasih dalam menyalurkan bantuan.
Kepling, berlaku adillah dalam memberi perhatian terhadap masyarakat di lingkunganmu. Kepling yang punya akses dalam melakukan pendataan. Jangan ada yang luput saat jadwal pembagian dilaksanakan.
Sesungguhnya, sangat menyedihkan sekali, disaat dilakukan pembagian bantuan, ada masyarakat yang teriak-teriak karena tidak mendapatkan kupon pengambilan bantuan sembako.
Bagaimana tidak memprihatinkan, saat sejumlah warga keluar dari kantor kelurahan atau desa, terlihat membawa beras, minyak makan, telur dan lainnya, sementara saudara mereka yang lainnya, malah jadi penonton.
Kepling, jangan buat wargamu meradang, karena ketidakmanusiawianmu dalam mendata calon penerima bantuan. Karena, suasana sekarang ini, jauh berbeda dengan bencana apapun yang pernah dialami.
Mari para Kepling, lakukan sesuatu dari hari nuranimu. Salurkanlah bantuan sesuai dengan ketentuan, siapa sebenarnya yang berhak untuk mendapatkannya. Jangan lagi dipakai data yang berdasarkan kekerabatan atau kesamaan silsilah maupun organisasi.
Pada bencana Nasional yang sudah ditetapkan Presiden RI Joko Widodo ini, setiap orang berhak mendapatkan bantuan apapun yang sudah ditetapkan pemerintah.
Jadi, Kepling jangan keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan. Karena hal itu akan merugikan Kepling yang lari dari jalur. Tidak menyalurkan bantuan pada orang yang berhak mendapatkan, bisa terjerat hukum pidana.
Mari, para Kepling, berbuat jujur untuk keselamatan anak bangsa. Jangan menarik keuntungan pribadi di tengah keprihatinan negeri ini yang sedang berperang melawan virus Corona, Covid-19.
Terhadap ketidakjujuranmu hai para Kepling, akan berlaku perkataan “tabur tunai”. Jika ditabur kebaikan, maka yang dituai adalah kebaikan. Jika ditabur ketidakjujuran, maka yang dituai adalah malapetaka.
Sebelum membagi, para Kepling, tataplah wajah Presiden RI Ir Joko Widodo.
#jujurlahKepling
#KitaBersaudara
#GerakanDaulatDesa
#GerakanKebajikanPancasila
Discussion about this post