Cahaya matahari, tajam menembus melalui celah pepohonan rindang dan menyinari kehidupan di sekitar rumah si “Koko” — KOTAK KOSONG.
Di pagi yang ceria itu, “Koko” kelihatan elegan dengan kemeja, celana, sepatu putihnya. Yakh, dia tampil serba putih.
Sementara kami bertiga, wartawan dari tim Konstruktif.id, tampil dengan kaos merah dengan celana hitam.
Spontan kami dan “Koko” tertawa, dan seperti vokal grup, mengeluarkan pernyataan serentak dengan intonasi tegas, “Kita ini, INDONESIA”.
Ya! Itu karena perpaduan pakaian atas yang kami kenakan menjadi Merah Putih.
Kami bergerak menuju kursi tamu, yang kemarin menjadi tempat awal pertemuan dan terjadinya dialog pengantar.
Di meja kaca yang bergambarkan burung Garuda tiga dimensi itu, sudah tersedia sarapan.
Sebagai tuan rumah, “Koko” senantiasa tampil apa adanya. Tidak ada pantulan rasa sombong, rasa angkuh dan apalagi merasa tinggi sebenang.
Seorang dari kami, membuka perbincangan dengan demikian santainya. Diawali dengan penyampaian pada apa yang dikenakan “Koko”.
“Anda sangat menggemari warna putih ya. Pesan apa yang ingin disampaikan dengan warna putih,” kata teman.
“Koko” tersenyum.
“Yang mendasar sekali, bahwa putih itu lambang kesucian, bersih tanpa noda. Suci tanpa noda itu, tentu membuahkan hati yang damai, yang kemudian menjadi sejahtera. Bukankah sebagai ‘Koko’, saya didominasi warna putih!” kata “Koko”.
“Koko” juga mengatakan bahwa putih itu lambang ketulusan hati, tidak neko-neko, tidak munafik, tidak memandang sebelah mata siapapun yang di hadapannya.
“Bukankah semua warga negara memiliki hak yang sama. Demikian juga dengan saya sebagai “Koko”, mendapatkan hak yang sama dengan calon tunggal. Memiliki hak yang sama untuk dipilih,” katanya.
“Apakah Anda mau mengatakan, bahwa Anda juga memiliki kekuatan yang luar biasa dahsyat,” kata teman.
“Bukan…Bukan! Ini bukan masalah adanya kekuatan atau tidak. Bung Karno, Presiden RI pertama, sudah mengingatkan kita, bahwa ‘Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran.’ Saya memaknai sebagai pesan, agar kita tidak lebih mengandalkan kekuatan,” kata “Koko”.
“Menurut Anda, dengan memborong banyak partai, apakah itu bagian dari mengandalkan kekuatan? Atau Anda punya pemikiran lain,” tanya teman kami.
“Koko” mengangkat kaki kanan, dan diposisikan di atas paha kirinya, sembari memperbaiki posisi duduk agar lebih tegak lurus mengikuti sandaran kursi.
Ekspresi wajah “Koko” tidak menunjukkan perubahan apapun. Tetapi, tidak juga terkesan dingin.
“Sudah pasti, itu sebuah kekuatan, yang sengaja atau tidak disengaja, untuk dipertontonkan. Tetapi, dalam konteks ke-“Koko”-an saya, hal ini tidak begitu penting kita bicarakan. Kenapa? Karena keberadaan atau kemunculan saya sebagai “Koko” dari rahim peraturan yang ada di Komisi Pemilihan Umum,” kata “Koko”.
“Jika tidak mengandalkan kekuatan, menurut Anda, pesan apa sebenarnya yang ingin disampaikan Bung Karno,” tanya teman kami.
“Koko” tertunduk. Tangan kanan dan tangan kirinya disatukan dan diletakkan di atas paha kanan yang melekat di paha kiri.
Dua jari jempolnya dipermain-mainkan, dengan gaya gesekan-gesekan.
Seperti apa gemuruh hati “Koko” ya. Dan, seperti apa pula gemuruh hati si calon tunggal.
(Ijin warga Kota Pematangsiantar✓Episode pertemuan imajiner bersama si “Koko” kita lanjutkan besok ya…Episode ini akan berkelanjutan hingga 9 Desember 2020
Salam, Ingot Simangunsong)
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…