Polri Gencarkan Patroli Siber Hoaks Teori Konspirasi Corona
Jakarta – Konstruktif.id
Polri menggencarkan patroli siber terhadap penyebaran hoaks termasuk opini teori konspirasi China-Yahudi di masa pandemi virus corona.
Patroli siber di masa krisis corona lebih fokus memantau hoaks atau berita bohong terkait situasi Covid-19 di Indonesia.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono menjelaskan, patroli siber juga akan meneliti dugaan teori konspirasi yang berkembang di masyarakat baru-baru ini.
” Iya (memantau perkembangan teori konspirasi soal Covid-19),” kata Argo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (27/4).
Meskipun demikian, Argo menjelaskan tidak semua teori-teori konspirasi yang beredar di masyarakat memenuhi unsur pidana untuk segera ditindak secara hukum.
“Kalau teori kan perlu didalami, apakah bisa kena unsur pidana atau tidak. Dipelajari dahulu seperti apa (kasusnya),” ujarnya.
Sejauh ini kepolisian sudah menindak kasus-kasus penyebaran hoaks atau berita bohong yang terkait virus corona. Tercatat sudah ada 97 kasus dari seluruh Indonesia yang disidik.
Motif dari para tersangka pun beragam, mulai dari hanya sekadar gurauan, hingga ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah.
Para tersangka dalam kasus tersebut dijerat dengan sejumlah pasal meliputi Pasal 45 dan Pasal 45a Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman penjara enam tahun dan denda Rp1 miliar.
Baru-baru ini penggiringan opini sedang marak di media sosial terkait dugaan Covid -19 merupakan hasil teori konspirasi Yahudi dan China.
Para ahli pun telah membantah hal tersebut. Mereka menyebutkan bahwa teori konspirasi itu justru dapat memperburuk penanganan virus corona di seluruh dunia.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menilai tuduhan yang menyebut bahwa pandemi Covid-19 merupakan konspirasi Yahudi dan China, sangat tidak berdasar.
Abdul pun menyayangkan masih ada masyarakat yang tak patuh terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi virus corona.
” Bahkan menuduh pandemi Covid-19 sebagai konspirasi Yahudi-China, dan tuduhan tidak berdasar lainnya. Tentu hal itu sangat disayangkan Muhammadiyah,” kata Abdul dalam keterangan resminya, Senin (27/4). (CNN Indonesia)
Discussion about this post