Membaca Lukas 6:39-49, kita temukan gambaran-gambaran tentang bagaimana hidup sebagai seorang murid Yesus, atau pengikut Yesus. Gambaran tentang kehidupan murid Yesus itu antara lain: Pertama: Memiliki pandangan kerohanian yang jelas. Visi rohani yang jelas.
Kedua: Berkelakuan baik. Maksudnya, ia memiliki perbendaharaan hati yang kaya akan kebaikan, dan inilah yang diucapkan, diajarkan dan dihidupi. Dengan kata lain, ia akan selalu menghasilkan atau berbuahkan yang baik, karena di dalam dirinya, hatinya, pikiran dan jiwanya tersimpan hal-hal yang baik.
Ketiga: Ia menjadi seorang murid yang bukan hanya mendengar Yesus, tetapi sekaligus akan mengikuti, menaati, atau melakukan apa yang dikatakan atau diajarkan oleh Yesus.
Ketiga hal inilah yang akan membangun iman atau kepercayaan yang kuat dalam diri seorang murid Yesus sepanjang hidupnya.
Khotbah pada Minggu, 12 Juli 2020 hari ini, Lukas 6:39-42, ada pada bagian pertama, yaitu terntang karakter atau watak yang harus dipunyai atau dimiliki oleh murid Yesus, yaitu memiliki visi kerohanian yang jelas.
Ini hanya mungkin kalau ia memiliki hubungan yang baik dan akrab degan Guru-Nya, yaitu Tuhan Yesus sendiri. Atau, seorang akan memiliki visi kerohanian yang jelas, kalau ia memiliki persekutuan yang baik dengan TUHAN. Atau mengikuti Mazmur 1:2, ia adalah seorang murid yang menyukai Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Agar seorang murid selalu berada dalam posisi memiliki visi kerohanian yang jelas, tentu ia tiak akan memberikan waktunya untuk mendengar nasihat orang fasik, berdiri di jalan orang berdosa, atau duduk dalam kumpulan pencemooh.
Ia akan memakai perjumpaan atau kebersamaan dengan Yesus, mendorong dia untuk duduk dan diam dekat Yesus dan mendengarkan segala perkataan dan pengajaran-Nya.
Bagaikan Maria yang duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Sehingga, ketika merespon perkataan Marta yang menganggap Yesus tidak peduli terhadapnya karena mengijinkan Maria duduk dekat Yesus, tidak menyuruh untuk membantu Marta; Yesus mengatakan: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Markus 10: 38-42).
Dengan visi rohani yang jelas inilah, seorang murid harus belajar dengan sebaik-baiknya dari gurunya. Tekun belajar sampai berhasil, rajin belajar sampai tuntas. Menjadi seorang murid yang percaya, akan tekun belajar apa pun dari gurunya.
Apa yang dipelajari dari gurunya? Iman, yang tercermin dalam hubungannya yang baik dengan Tuhan, dan kasih, yang tercermin dalam persekutuan atau hubungan yang baik dengan sesamanya. Hubungan dengan muridnya dan orang lain pada umumnya.
Ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dan diajarkan oleh guru; dan akhirnya mempelajari perangai atau tingkah laku dari gurunya. Janganlah seorang murid Yesus, seperti orang buta yang menuntun orang buta.
Kemudian, jika suatu saat sang murid akan mengikuti jejak gurunya sebagai seorang pengajar, dengan visi rohani yang jelas, ia akan memiliki kemampuan mengantisipasi keadaan yang akan dihadapi, sehingga ia akan mampu memberi respons yang baik, yang sehat terhadap pergumulan, persoalan, tantangan hidup yang diajalaninya.
Atau ketika menjadi seorang pengajar, ia tidak akan bertindak sebagai seorang hakim terhadap murid, teman atau sesamanya; tetapi ia sudah terlebih dahulu mengenal dirinya dengan baik dan sudah memperbaiki dirnya setiap saat. Dengan kata lain, ia telah menjadi seorang pribadi berubah, dan selalu berubah (= betrtumbuh dan berkembang) ke arah yang lebih baik.
Mengapa? Sebab hanya orang-orang yang telah mampu memperbaiki dirinyalah, akan mampu dalam persahabatan, atau sikap seorang sahabat akan memperbaiki orang lain melalui contoh atau keteladanan hidupnya.
Ia akan menjadi teladan dalam pemikiran, perkataan, tindakan atau perbuatan terhadap sesamanya. Ia akan menjadi orang yang bersahabat dengan sesamanya.
Apa yang kita boleh renungkan melalui nas khotbah pada hari ini? Saya mengusulkan agar kita memperhatikan setidaknya tiga hal berikut ini.
Pertama: Seorang murid atau pengikut Yesus adalah orang pembelajar. Ia akan belajar dari kehidupan Tuhan Yesus sendiri, perkataan, pengajaran, khotbah, kasih dan kepedulian-Nya terhadap semua manusia, orang-orang yang dilayaninya.
Kemudian belajar dari kehidupan sesama manusia, orang-orang di sekelilingnya. Tetapi juga akan belajar dari dirinya seindiri, terus belajar mengenal dirinya sendiri.
Kedua: Belajar dari Firman Tuhan, atau mempelajari Firman Tuhan yang akan memberinya hikmat dan pengertian dalam kehidupan ini.
Pemazmur mengakui, bahwa baginya, Firman TUHAN itu membuat dia menjadi orang yang bijaksana, berakal budi, memiliki pengertian melebihi orang tua, berpegang pada Firman TUHAN membuat dia mampu membentengi diri dan tidak jatuh pada jalan kejahatan, membuat dia mengerti kebenaran dan membenci segala jalan dusata (Mazmur 119:98-104).
Ia tiba pada suatu pengakuan terindah: “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan trerang bagi jalanku. Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil” (Mazmur 119:105-106).
Ketiga: Menerima hikmat yang dari atas, hikmat yang dari sorga. Inilah hikmat dari Firman Allah itu sendiri. Dalam bagian Epistel hari ini, Amsal 4:7-9 ditulis: “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperolah perolahlah pengertian.
Junjunglah dia maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.”
Sedangkan rasul Yakobus menggambarkan hikmat yang dari atas itu adalah: murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Buahnya, terdiri dari kebenaran yang ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (bnd. Yakobus 3:17-18).
Sebagai seorang pengikut Yesus, atau murid Yesus, marilah kita menjadi orang yang mencintai pendidikan, mencintai pengetahuan, pengertian dan hikmat sehingga semuanya itu, paling tidak seprti yang digambarkan Yakobus di atas, menjadi bagian dari gaya hidup kita setiap hari.
Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
(HKBP Resort Kayu Putih. Kampung Ambon, Jakarta Timur.)
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…