Ngamuk Di Ruang Sidang Lempar Mik Dan Banting Meja, Anggota DPRD Maluku Tengah Kecewa Dengan Pimpinan
Maluku / Konstruktif. id
Media sosial diramaikan dengan postingan video anggota DPRD Maluku Tengah yang marah-marah dengan membanting mikrofonnya saat rapat penanganan Covid-19 bersama tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.
Rapat anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang itu ricuh itu terjadi pada Kamis lalu, tetapi postingan videonya viral kemarin sore.
Aksi protes dilakukan oleh Ketua Komisi II DPRD Malteng Sukri Wailissa dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Wailissa melakukan protes kepada pimpinan sidang karena hasil rapat DPRD Malteng tidak direspon oleh Pemerintah Kabupaten Malteng. Ia merusak sejumlah fasilitas pemerintah, melempar sejumlah dokumen dan membanting beberapa meja kursi.
Dia kesal karena Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua beberapa kali tak pernah hadir dalam pembahasan penanganan kasus virus corona. Ia menganggap Pemkab Malteng tak serius menangani penyebaran wabah corona di daerah Maluku Tengah
“Saudara Bupati tidak ikhlas dan menyampingkan masalah ini. Kalau saudara Bupati ikhlas, pasti tidak mungkin langkah yang dilakukan seperti ini. Hari ini kita sudah melakukan pertemuan seperti ini sebanyak tiga kali. Tapi apa hasilnya dari pertemuan-pertemuan sebelumnya? Buang-buang energi,” ujar Sukri.
Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Maluku Tengah Kace Haurisa dan dihadiri Sekda serta sejumlah perangkat daerah itu akhirnya ditunda.
“Kita datang ke sini tahu regulasi, kita dipanggil gugus ke sini bukan untuk bicara yang main-main, tapi bagaimana kita mencari solusi dan menjawab apa yang menjadi harapan bagi masyarakat pimpinan,” teriak Sukri sambil melempar sejumlah peralatan di atas mejanya ke arah pimpinan sidang.
Peserta rapat yang ada di sana banyak yang terdiam, tetapi ada juga beberapa yang mencoba mengingatkan agar Sukri bisa bersikap tenang. Beberapa yang lain terlihat protes dengan aksinya itu.
Sukri meminta Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, dihadirkan dalam rapat-rapat pembahasan penanganan corona.
“Lembaga ini tidak dihormati sekali sang Bupati pimpinan. Tiga kali kita lakukan pertemuan tapi hasilnya apa? Kita juga capek, pimpinan. Tiap saat kita dihubungi oleh masyarakat. Handphone terus ditelepon, jadi tolong pimpinan buka mata dan buka hati,” kata Sukri.
Sukri menyinggung anggota lain yang tidak bersuara atas rapat-rapat yang tidak menghasilkan apa-apun.
“Kalian takut Bupati tak kasih proyek? Kalau begini mari kita buka-bukaan saja, boleh kita utamakan kita punya kepentingan, tetapi jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat,” katanya.
“Kalau seperti ini bubarkan aja DPRD ini. Hanya untuk membohongi, kerja seperti apa ini, masyarakat di luar sana lagi menunggu sentuhan kita, tapi apa yang kita kasih buat mereka,” ujar Sukri.(RMOL).
Discussion about this post