(Catatan ringan: Ingot Simangunsong, 4 tahun silam menjelang Sinode Godang ke-63 HKBP)
SAYA—sesungguhnya belum mengenal dekat Pdt Dr Robinson Butarbutar, yang saat ini digadang-gadang sebagai Calon Ephorus pada Sinode Agung ke-63 HKBP di Seminarium Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, 12-18 September 2016.
Pertemuan pertama saya dengan Pdt Robin Butarbutar—dan sangat berkesan—terjadi pada malam hari pukul 20.00 Wib, Sabtu 13 Agustus 2016. Pertemuan yang dikemas sebagai wadah urun-rembuk tersebut, dihadiri sejumlah teman, dan diprakarsai saudara Ir Poltak Simanjuntak di Jangga House.
Pdt Robin Butarbutar pun menyampaikan bahwa sejak awal 2014, ia didorong oleh sejumlah pendeta muda dan senior untuk mempertimbangkan kesediaan mencalonkan diri menjadi calon Ephorus HKBP.
Dorongan itu, tidak langsung diterima, dan justru dibawanya di dalam doa selama 10 bulan di tahun 2015 untuk bertanya pada Tuhan. Akhirnya pada bulan Februari 2016, didorong oleh panggilan Tuhan dan kecintaannya pada HKBP, ia pun mendeklarasikan diri bersedia mempersembahkan diri untuk dipilih di Sinode Agung HKBP.
“Saya ingin membangun kekuatan bersama, merangkul semua pihak untuk mewujudkan tekad merealisasikan visi HKBP menjadi berkat bagi dunia,” kata Robinon Butarbutar.
Ia pun menyampaikan kerinduannya tentang bagaimana semua pihak yang terlibat langsung dalam memikirkan pertumbuhan dan perkembangan HKBP ke depan, benar-benar memiliki rasa kebersamaan yang berlandaskan kasih karunia.
“Saya tidak sedang mengejar kekuasaan, kalau saya terpilih, saya akan merangkul semua peserta sinode untuk bersama-sama membangun HKBP,” katanya.
Lelaki kelahiran, 1 Januari 1961 di Bah Jambi, Kabupaten Simalungun adalah putra dari J Butarbutar dan T boru Pardede. Saat berakhir Sinode Agung, pada 18 September 2016, usianya 55 tahun 8 bulan 16 hari, dan berada di pusaran bilangan usia muda untuk gelar Oppui Ephorus.
Faktor usia—ternyata menjadi hal yang dipersoalkan bagi orang-orang tertentu—dalam ruang-ruang atau proses pencalonan Ephorus. Dikotomi tua dan muda, seakan-akan dipoles sebagai isu sentral untuk membuat sesuatu itu menjadi tawar dan tidak penting. Usia muda—yang disebut-sebut—dan disandang Pdt Robinson Butarbutar mau diproses sebagai senjata untuk menjatuhkan semangat meraih peluang menuju HKBP 1.
Bagi Pdt Robinson Butarbutar, dikotomi tersebut tidak menjadi sangat penting dipebincangkan, karena permasalahan yang lebih krusial dan menguat yakni bagaimana merealisasikan visi HKBP menjadi berkat bagi dunia. Visi tersebut merupakan kerja ekstra keras yang harus diwujudnyatakan.
Dalam pertemuan dua jam itu, Pdt Robinson Butarbutar menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yesus karena baginya telah “dikirim” beberapa teman yang semakin menguatkan dirinya untuk berjuang menjadi Ephorus HKBP dengan satu visi HKBP menjadi berkat bagi dunia.
Ya, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Dan pertemuan Sabtu 13 Agustus 2016, bukanlah kebetulan, karena di kebersamaan itu ada kasih karunia, ada anugerah dan roh kudus bekerja.
(Tahun ini, Pdt Dr Robinson Butarbutar, mencalonkan diri untuk meraih kedudukan sebagai Ephorus HKBP, yang akan digelar pada Sinode Godang Ke-64 Oktober 2020.
Tuhan Yesus memberkati. Amin)
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…