Perdagangan | Konstruktif – Bupati Kabupaten Simalungun, JR Saragih, menghunjuk RSUD Perdagangan, sebagai salah satu tempat isolasi sekaligus tempat perawatan bagi pasien terjangkit Covid-19.
Penghunjukan ini ternyata sempat membawa dampak negatif bagi para pedagang yang setiap hari berjualan di depan rumah sakit. Jualan para pedagang sempat sepi dari pembeli. Tapi, syukurlah, kini pedagang sudah mulai bernafas lega sebab di depan rumah sakit kembali ramai pengunjung.
Salah seorang pedagang es kelapa muda, Lia, mengungkapkan hanya beberapa saat setelah diketahui bahwa RSUD Perdagangan merupakan tempat perawatan Covid-19, masyarakat yang biasanya lalu-lalang di depan rumah sakit itu tiba-tiba seperti menghilang.
“Orang-orang jadi takut. Jangan kan untuk singgah, lewat di depan rumah sakit umum ini aja sepi,” katanya, Sabtu (04/07/2020).
Tapi, saat ini, kondisi itu sudah kembali normal. Meski jumlah pasien terinfeksi yang dirawat di RSUD Perdagangan terus bertambah, tampaknya masyarakat sudah tak peduli. Buktinya, situasi sudah ramai kembali.
“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai pulih sejak diberlakukannya new normal,” sebut Lia.
Perasaan lega juga dihaturkan Tuti (foto), pemilik warung bakso Az Zahra. Pedagang yang menawarkan bakso juga di depan RSUD Perdagangan itu malah menyebutkan sudah hampir satu bulan belakangan ini dagangannya ramai alias mulai normal seperti biasanya.
“Pembeli di tempat kami sebelumnya sunyi dikarenakan Covid-19 dan terpaksa harus tutup selama hampir sebulan,” begitu katanya.
Begitupun, kata Tuti, meski sudah normal, dirinya agak takut dan cemas sebab RSUD Perdagangan masih tetap menjadi tempat perawatan pasien Covid-19. (Abdi)
