Jakarta | Konstruktif.id
Tokoh buruh Muchtar Pakpahan meninggal dunia, Minggu 21 Maret 2021 dalam usia 67 tahun. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Kabar duka ini diperoleh dari laman Facebook Edward Pakpahan SH MH, salah seorang kerabat yang juga aktifis buruh di Medan.
“Tidak ada satu orangpun yang tidak kenal sosok Prof Dr Muchtar Pakpahan SH MA. Beliau lahir di desa kecil Bah Jambi II, Tanah Jawa, kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, tepatnya 21 Desember 1953, umur 67 tahun,” tulis Edward Pakpahan.
Muchtar Pakpahan adalah tokoh buruh Indonesia yang mendunia dan melegenda sebagai tokoh Hak Azasi Manusia. Gebrakannya mendirikan serikat buruh independen yang bebas campur tangan kepentingan (politik) rezim militer, seperti sekarang di Myanmar.
“Dia orang pertama di Indonesia membebaskan hak universal buruh berserikat. Perjuangannya dengan SBSI buruh menerima kenaikan gaji dalam UMR. Dizaman Rezim militer dengan tangan besinya, suatu kemustahilan adanya gerakan buruh menuntut kesejahteraan apalagi sampai membuahkan hasil,” sebut Edward.
Perjuangannya tidak mampu dihentikan oleh siapapun. Walau dia harus menerima konsekuensinya. Dijebloskan, keluar dan masuk penjara. Berbagai penjara yang dihuninya pada Januari 1994 ditahan di Semarang,
Agustus 1994–Mei 1995 dipenjarakan di Medan karena kasus demonstrasi buruh pertama di Indonesia.
Juli 1996–1997 dipenjarakan di LP Cipinang. Bahkan atas disertasinya berjudul Potret Negara Indonesia yang isinya diperlukan reformasi sebagai alternatif revolusi. Kebebasan berfikir sebagai intelektual kampus pun, dia diancam pidana mati karena dianggap melakukan tidakan subversif.
“Muchtar Pakpahan adalah Bapaktuaku, adalah advokat di Muchtar Pakpahan Associates, dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Guru Besar Untag. Pergerakannya menghasilkan utusan golongan dari SBSI dengan mengutus Sunarti aktivis SBSI di Senayan sebagai anggota MPR,” tulus Edward.
Ditambahkannya, tidak tanggung-tanggung perjuangannya yang mendunia menghantarkannya ke kancah pergerakan buruh dunia menjabat anggota Governing Body ILO mewakili Asia dan Vice President World Confederation of Labor (ILO).
Beberala penghargaan (award) dunia diterimanya, yaitu George Meany Award dari AFL CIO USA (1997), Rule of Law Award dari ABA USA (1997), Peace of Justice Award dari Rainbow Push Coalitio byn (1997), Honoris Causa dari Dickenson College (1997), Quizenpenning from Netherlands (Mach 1998), Labor Right Defender Award from CLC Canada (June 1998), Labor Right. Defender, from the Presiden of france and Secretary General of UNO when celebrating 50 year human right declaration, 10 December 1998 in Paris. Dan, Time Magazine’s Asia’s 100 most influential people of 1996
“Sampai menutup akhir usia beliau tetap sebagai aktivis buruh sebagai Ketua Umum KSBSI, dan tidak pernah duduk dalam jabatan di pemerintahan. Dia adalah Muchtar Pakpahan pejuang Buruh Sejati, Pejuang Hak Azasi Manusia Sejati. Selamat Jalan Amangtua, Selamat Jalan Guruku, Selamat Jalan Panutanku,” tulis Edward Pakpahan. (Poltak Simanjuntak).
Discussion about this post