Tebingtinggi | Konstruktif.id
Wali Kota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM membuka kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Unit Pemko Tebingtinggi Tahun 2020 yang diikuti 116 wartawan dari perusahaan pers masing masing di Gedung Balai Kartini Jalan Gunung Leuser, Kota Tebingtinggi.
Pada sambutannya Walikota berpesan “Berita yang di tulis Wartawan harus bisa dipertanggungjawabkan dan berita itu jangan hoax seperti saat ini banyak muncul di media sosial,” jelas Walikota di hadapan Wartawan Unit Pemko Tebingtinggi, Selasa (8/9).
“Mengapa harus kompetensi wartawan? Karena wartawan harus bisa menggali tulisannya dengan baik sesuai dengan narasumber dan tulisannya bisa dipertanggungjawabkan, karena bukan penyajian berita yang mengandung unsur kebohongan,” ucap Walikota.
Menurut Walikota, saat ini banyak penyajian berita yang mengandung unsur hoax, terutama di Media Sosial (Medsos), karena berita yang ditampilkan hanya pendek, dalam pemberitaan itu, belum tentu ada kebenarannya, tetapi masyarakat sebagai pembaca masih banyak terprovokasi dengan berita hoax tersebut, sehingga bisa memancing keretakan kesatuan NKRI.
“Selain Medsos, ada juga media cetak, media eletronik dan media online, jadi biasanya berita yang disajikan itu tidak hoax. Tetapi, untuk Medsos, berita yang beredar banyak berita bohong, berbeda denga media cetak, elektronik dan online yang penyajian beritanya lengkap sehingga para pembaca paham betul dengan isi berita yang di bacanya,” bilang Walikota
Wali Kota Tebingtinggi juga meminta bahwa ada yang kita tulis benar, tetapi jika ada unsur perpecahan didalamnya, jangan tulis, karena bisa menyebakan perpecahan di kalangan anak bangsa sepert berita yang menyajikan unsur SARA.
“Jangan katakan sejujurnya, tapi katakan yang sebaiknya. Benar belum tentu itu baik, karena bisa memecah perpecahan antar suku, jangan dijadikan polemik. Konsep pers harus menjujung nilai tinggi nilai kebangsaan, bukan kepentingan person dan mencari popularitas,” beber Walikota.
Terangnya kembali, kita harus bisa mempertanggungjawabkan atas tulisan itu, tentunya dalam berkomunikasi, karena tulisan wartawan merupakan mata pena yang lebih tajam dari pada pedang, bisa melukai orang, tulisan wartawan juga harus bisa menggunakan bahasa benar, karena yang membaca tulisan adalah masyarakat dan jangan menggunakan tulisan menggunakan bahasa lokal sehingga tidak dimengerti oleh pembaca.
Terakhir diungkapkan Walikota bahwa saat ini media cetak surat kabar mengalami masa sulit, dikarenakan saat era digitalisasi, para pembaca mulai pindah ke media eletronik dan online, di Sumatera Utara sebelumnya pembaca surat kabar mencapai 24 ribu, saat ini mengalami penurunan hingga mencapai 12 ribu pembaca saja, ditambah biaya cetak mengalami kenaikan di masa pandemi Covid-19, dikarekan harga kertas yang cukup mahal karena barangnya masih di datangkan dari luar negeri.
Hadir sebagai narasumber, Kadis Kominfo Tebingtinggi Dedi P Siagian, Pengurus PWI Sumut, Muhammad Syahrir Dan Dekan Fisipol UMSU Medan, DR Arifin Saleh Siregar. (Samsudin Silitonga)
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…