MEDAN | Konstruktif.id
Menarik mengikuti postingan dan komentar-komentar netizen tentang pembangunan Museum dan Arsip HKBP Prof Dr Lothar Schreiner yang berlokasi di Seminarium Sipohon Tarutung. Ada yang memuji, dan ada pula yang mencaci.
Sejak awal memang pembangunan museum ini sudah menuai kontroversi. Bukan menyoal ide dan misi pembangunan museum itu. Tetapi lebih pada kebijakan pelaksanaan pembangunannya.
Diawali dengan rumors pembukaan rekening atas nama orang per orang, serta kepersonaliaan panitia yang cenderung menonjolkan pencitraan diri kekuasaan dan penguasa di HKBP. Hingga rangkap jabatan istri ephorus.
Dalam postingannya sesaat setelah peresmian Museum dan Arsip HKBP 21 Alter Pernando Siahaan menuliskan apresiasinya terhadap concern Pimpinan HKBP yang disebutnya berfikir misioner.
“Dengan berdirinya Museum HKBP, akan banyak yang terbantu dari kalangan usia dan lapisan masyarakat ke depan. HKBP juga memperlengkapi dan mempersiapkan sekolah moral lintas generasi – dengan berdirinya Museum HKBP. Museum ini nantinya bisa menjadi Ciri Khas HKBP bahkan mungkin bisa juga menambah Ciri Khas Kota Wisata Rohani di Silindung. Tentu ini berdampak baik bagi daerah, lintas generasi dan agama, menyimpan nilai historis, budaya, pendidikan, dan membangun karakter maupun iman,” tulisnya.
Selain Alter, banyak netizen juga mengungkapkan apresiasi dan kebanggaannya menyambut kehadiran Museum dan Arsip HKBP ini. Robert Tambunan mennyatakan terimakasihnya kepada semua panitia yang dipimpin Oppu Boru (Istri Ephorus HKBP-red).
“Terimakasih untuk semua panitia yang dipimpin oppu Boru. Telah memberikan monumen berupa museum yang akan diteruskan generasi berikutnya dan sebagai contoh dan berbuat semasa mereka menjadi pimpinan di HKBP saat ini dan perlu dicontoh dan bukan dikomentari. Terimakasih,” tulisnya.
Berbeda dengan pemilik akun Ingan Laban yang memunculkan gambar prasasti dan menuliskan “Pada prasasti museum dan arsip tertulis nama panitia, luarbiasa.” Postingan ini mendapat tanggapan yang pada umumnya menyoal kepanitiaan Pembangunan Museum HKBP ini.
Memperhatikan susunan kepanitiaan Pembangunan Museum dan Arsip HKBP ini memang sangat menggelitik.
Salah seorang netizen dan member group HKBP dalam Berita, Video dan Foto, Sutan Siagian
Mengungkap pendapatnya “Baru ini pernah terjadi sejak berdiri HKBP istri Ephorus jadi Ketua Panitia Pembangunan merangkap mitra arsitek dan seksi dana. Dan yg lebih aneh lagi menjadi Ketua Panitia tunggal tanpa ada wakilnya namun Sekretarisnya sampai 3 org. Ini menunjukkan Panitia Suka2.”
Di prasasti Pembangunan Museum, tertulis nama Mantasia Siahaan (Ompu Boru) menjadi Mitra Arsitek, Ketua Pembangunan, merangkap sebagai Seksi Dana.
Lebih jauh, Victor Sihombing menyampaikan sarannya agar tidak muncul fitnah, adu argumen menghabiskan energy.
“Lebih baik nama museum diganti menjadi Museum Mantasia. Ikhlaskan saja. Tapi tolong untuk selanjutnya jangan pakai nama HKBP, logo HKBP apalagi digunakan untuk menyimpan barang berharga milik HKBP. HKBP tidak layak mengakui bangunan ini sebagai bagian dari asset HKBP.”
Pernyataan ini disambut oleh member group lainnya. Gordon Hutabarat menyatakan bahwa kita patut bersyukur atas adanya Prasasti Panitia Pembangunan Museum ini.
Setidaknya dengan atau tanpa telah dan akan menjadi sejarah bahwa HKBP pernah memiliki kepanitiaan yang “Abnormal”.
Entah ungkapan perhatian atau sinisnya, Robert Tambunan menuliskan “Banyak kali peranan ompu boru. Terlalu capek nanti jadi mudah sakit.”
Ditambah oleh Veronica Simanjuntak “Super women. 3 sekaligus dirangkap jabatan. HKBP kekurangan SDM. Sama dengan kroni-kroninya… yang bukan porsi diurusi. Amang tahe…’
Jauh, di awal pembangunan museum yang menuai kontroversi ini, Pdt Taruli Asi Harahap, pernah mengingatkan agar hati-hati menggunakan nama pribadi untuk rekening yang berkaitan dengan kegiatan dan pembangunan di HKBP.
Kepada Konstruktif, Kamis (26/11) Ingan Laban mengatakan untuk tidak memperpanjang polemik tentang pembanguan Museum dan Arsip HKBP ini, Ephorus HKBP yang baru harus menugaskan Tim Audit Investigasi, untuk memeriksa proses dari awal perencanaan pembangunan museum hingga selesai.
“Pembangunan dan pengelolaan semua asset HKBP harus tertib administrasi, terkoordinasi dan terkonfirmasi dengan baik di masa mendatang. Penonjolan pribadi pimpinan dan istrinya di HKBP harus dihentikan,” katanya. (Red)
Discussion about this post