Konstruktif News
TRENDING
  • Security
  • Security
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video
SUBSCRIBE
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video
No Result
View All Result
Konstruktif News
No Result
View All Result

Pembunuh John Lennon Minta Maaf kepada Yoko Ono

40 tahun setelah apa yang ia sebut 'tindakan tercela'

4 Januari 2021
45
VIEWS
Bagikan ke FacebookShare on TwitterBagikan ke Whatsapp

Baca juga:

Biden Siapkan Pemerintahan Transisi, Trump Lanjutkan Gugatan Hukum

Perancang Busana Kenzo Takada Meninggal akibat Covid-19

Arab Saudi Resmi Buka Kembali Umrah

Mark Chapman, pria yang membunuh John Lennon, meminta maaf kepada Yoko Ono, 40 tahun setelah kematian musisi pentolan The Beatles itu.

Chapman menembak Lennon sebanyak empat kali di luar apartemen yang ditinggalinya bersama Ono di kawasan Manhattan, New York, pada 1980. Ono berada di sisi Lennon ketika musisi itu meregang nyawa.

Walau peristiwa itu sudah berlalu 40 tahun, Chapman tetap mendapat penolakan saat mengajukan pembebasan bersyarat untuk ke-11 kalinya bulan lalu.

Dalam sesi pengajuan permohonan, Chapman mengatakan dirinya membunuh Lennon untuk “kejayaan” dan untuk itu dia layak mendapat hukuman mati.

Dia mengaku terus memikirkan “tindakan tercela” tersebut dan bisa menerima kenyataan bahwa dia mungkin harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

‘Dia adalah seorang ikon’

“Saya hanya ingin menegaskan kembali bahwa saya minta maaf atas kejahatan saya,” kata Chapman kepada dewan sidang di Lembaga Pemasyarakatan Wende di New York.

“Saya tidak punya alasan. Itu semua untuk kejayaan pribadi. Saya pikir tindakan itu adalah kejahatan terburuk yang dialami seorang yang tidak bersalah.

“Dia luar biasa terkenal. Saya tidak membunuhnya karena karakternya atau sifatnya sebagai manusia. Dia adalah pria yang mencintai keluarga. Dia adalah seorang ikon. Dia adalah seseorang yang mengutarakan hal-hal yang kini bisa kita bicarakan dan itu hebat.

“Saya membunuhnya, menggunakan kata Anda sebelumnya, karena dia sangat, sangat, sangat terkenal dan itulah satu-satunya alasan dan saya sangat, sangat, sangat, sangat menginginkan kejayaan pribadi, sangat egois,” tambahnya.

“Saya ingin menambahkan dan menekankan itu. Tindakan tersebut luar biasa egois. Saya mohon maaf atas rasa sakit yang saya timbulkan kepadanya [Ono]. Saya memikirkannya sepanjang waktu.”

Pada 2015, Yoko Ono—yang menentang setiap pengajuan pembebasan Chapman—mengatakan kepada The Daily Beast bahwa dirinya takut Chapman dibebaskan.

“Satu hal yang saya pikirkan adalah dia pernah melakukannya, dia bisa melakukannya lagi kepada orang lain. Bisa saja saya, bisa saja Sean [putranya], bisa siapa saja. Jadi itulah kekhawatirannya,” jelas Ono.

Dokumen persidangan yang diperoleh kantor berita the Press Association, menunjukkan dewan pembebasan bersyarat menolak pembebasan Chapman dengan alasan tindakan itu “bakal tidak klop dengan kenyamanan masyarakat”.

Chapman berusia 25 tahun saat dia membunuh Lennon. Kini dia berusia 65 tahun, sudah menikah, dan istrinya tinggal dekat lembaga pemasyarakatan tempatnya ditahan selama delapan tahun terakhir.

Dalam sidang pengajuan pembebasan bersyarat, dia mengaku dirinya sangat relijius dan merupakan seorang “Kristen yang taat”.

Di lembaga pemasyarakatan, dia bekerja sebagai juru tulis dan porter pada sebuah blok khusus. Dia ditempatkan di sana demi keselamatannya sendiri.

‘Isolasi dan kesepian’

Chapman terkenal membawa buku karya JD Salinger berjudul Catcher in the Rye saat membunuh John Lennon.

Saat mendiskusikan kecintaannya pada buku tersebut, dia menuturkan bagaimana dirinya bisa merasakan perasaan “isolasi” dan “kesepian” karakter utama dalam novel itu.

Dia lanjut mengatakan bahwa dirinya layak dijatuhi hukuman mati—yang dihapuskan di Negara Bagian New York pada 2007 walau eksekusi terakhir berlangsung pada 1963.

“Ketika Anda dengan sadar merencanakan pembunuhan seseorang dan tahu itu salah dan Anda melakukannya untuk diri Anda, itulah hukuman mati menurut pendapat saya,” kata Chapman.

“Beberapa orang tidak sependapat dengan saya, namun semua orang berhak mendapat kesempatan kedua sekarang.”

Ditanya apakah keadilan telah ditegakkan, Chapman berujar: “Nol, saya tidak berhak apa-apa.”

“Jika hukum dan Anda memilih untuk meninggalkan saya di sini seumur hidup, saya tidak mengeluarkan keluhan apapun.”

Dalam putusannya, Dewan Departemen Lembaga Pemasyarakatan New York dan Pengawasan Komunitas mengatakan pernyataan Chapman bahwa “dikenal punya reputasi buruk membawa kejayaan” meresahkan.

Untuk itu, mereka merekomendasikan Chapman “bertumbuh secara pribadi dan produktif menggunakan waktu”.

Dewan juag mencatat bagaimana “aksi egois [Chapman] mencuri kesempatan bagi para fans di masa depan untuk mengalami kata-kata inspirasi yang diberikan artis ini bagi jutaan orang”.

“Aksi keji Anda menyakitkan bukan hanya pada keluarga dan mantan anggota band, melainkan dunia,” sebut dewan.

Chapman berpeluang kembali mengajukan pembebasan bersyarat dua tahun mendatang. (Sumber: bbcindonesia)

ShareTweetSend
ADVERTISEMENT

Related Posts

Biden Siapkan Pemerintahan Transisi, Trump Lanjutkan Gugatan Hukum

4 Januari 2021
17

Perancang Busana Kenzo Takada Meninggal akibat Covid-19

5 Oktober 2020
25

Arab Saudi Resmi Buka Kembali Umrah

4 Oktober 2020
10

NASA Uji Coba Toilet Senilai $ 23 juta

4 Oktober 2020
21

Dua Ahli Kimia Asal Indonesia di AS, Dobrak Stereotipe Gender di Dunia Sains

2 Oktober 2020
30

Kehilangan indera penciuman menjadi gejala virus corona ‘yang lebih meyakinkan’ ketimbang batuk

2 Oktober 2020
19

Mengapa orang China tidak suka pakai email seperti mayoritas penduduk negara lainnya?

3 Januari 2021
31

Reinkarnasi Yesus, Klaim yang Menyebabkan Pemimpin Sekte Agama Rusia Ditangkap

2 Januari 2021
34

Discussion about this post

Recommended

Sudah 8 Dokter di Medan Meninggal Terpapar Covid-19

14 Agustus 2020
7
Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan saat memberikan keterangan

Jika Dokter dan Medis Terjangkit Covid-19, Rumah Sakit Kumpulan Pane Ditutup

28 Mei 2020
27

Walikota Tebingtinggi Ajukan Beasiswa untuk 295 Mahasiswa UINSU

7 Juli 2020
28
Bawaslu Jabar telusuri dugaan bansos jadi ajang kampanye di Cianjur dan Karawang (Foto: Istimewa)

Bawaslu Jabar Dalami Dugaan Bansos di Cianjur-Karawang Jadi Ajang Kampanye

18 Mei 2020
18
Judika dan Duma Riris

Perdana Bertemu Duma Riris, Judika Langsung Jatuh Cinta

17 Mei 2020
30

Walikota Tebingtinggi Lantik 14 Pejabat Eselon 2 dan 3

7 Agustus 2020
18
  • Policy
  • Terms
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© 2020 Media Konstruktif

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video

© 2020 Media Konstruktif