Balige | Konstruktif.id
Pencairan dana BOS di masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Toba tetap berjalan baik, sesuai juklak dan juknis.
Manager BOS, Bosi Sianipar, yang juga Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, di ruang kerjanya di Soposurung Balige, Rabu (19/5) mengatakan, pencairannya dilakukan 3 salur atau 3 kali pencairan, dengan rincian, salur I, 30 persen, salur II, 40 persen dan salur ke III, 30 persen.
Penggunaannya, lanjut Bosi, sesuai Rencana Kerja Anggar
an Sekolah dan RKS (Rencana Kerja Sekolah) yang disusun oleh pihak sekolah yang bersangkutan.
Namun karena proses belajarnya daring (online) dan luring (offline), tahun 2020 lalu banyak dana BOS yang Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa), sebab dananya tidak bisa terserap 100 persen.
Karenanya, Manager BOS, Bosi Sianipar mengharapkan supaya penyusunan RKAS dan RKS dimasa pandemi tetap sesuai kebutuhan proses belajar dengan sistim Daring dan Luring.
Dikatakan besaran dana BOS, untuk SD, Rp 960 ribu / tahun / siswa. Sementara SMP Rp 1.190 / tahun / siswa. Jumlah SD di Kabupaten Toba sebanyak 227 unit, SMP 50 unit.
Kepala Dinas Pendidikan Parlinggoman Panjaitan, menegaskan penggunaan dana BOS harus sesuai juklak dan juknis sesuai kebutuhan proses belajar mengajar di masa pandemi. Karena proses belajar saat ini hanya melalui daring dan luring. (Edward Sibuea).
