Pertemuan dengan MUI, IKEIS dan Gemaisi Menolak Arogansi Kekuasaan Terkait Pilkada Kota Pematangsiantar

Pematangsiantar | Konstruktif.ID – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar, HM Ali Lubis, Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS), Lisman Saragih dan sekretaris Bhakti Damanik, serta Ketua Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Islam Simalungun (Gemaisi) Alpian Sinaga dan sekretaris, Mahipin Saragih, menggelar pertemuan di sekretariat MUI Kota Pematangsiantar, Kamis (15/10/2020).

Ketua MUI Kota Pematangsiantar, HM Ali Lubis menyampaikan  ucapan sangat berterima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi dengan adanya pertemuan silaturahmi dengan IKEIS dan diharapkan pertemuan ini diagendakan secara reguler dan berkesinambungan.

MUI sangat menghormati Raja Sangnaualah Damanik karena dia bukan hanya sebagai raja, tetapi sebagai tokoh Islam yang berasal dari Simalungun, kata Ali Lubis.

“Selama ini MUI sangat menghargai Simalungun, hal ini dibuktikan dari banyaknya orang Simalungun yang duduk di kepengurusan bahkan ada dua penasihat seperti Laden Damanik dan Sulaiman Sinaga,” katanya.

Terkait Pemilu Kada Pematangsiantar, Ketua MUI menyampaikan sangat menghormati dan menghargai sikap yang telah dibuat IKEIS dan Gemaisi. Namun MUI sebagai lembaga tidak dapat berpolitik praktis, jadi spepenuhnya menyerahkan kepada ummat.

MUI meminta agar selalu bersama–sama dengan IKEIS dalam melaksanakan kegiatan di Kota Pematangsiantar seperti hari ulang tahun Kota Pematangsiantar.

Sementara itu, IKEIS dan Gemaisi menyampaikan history bahwa Simalungun adalah pemilik leluhur atau si pukkah huta di Kota Pematangsiantar.

Kemudian, Raja Sangnaualuh Damanik, Raja Siantar adalah tokoh Islam yang berasal dari etnis Simalungun.

Pada kesempatan itu, IKEIS mengajak agar bersama–sama MUI bersinergi memberikan kontribusi kepada kebaikan dan kemajuan ummat Islam di Kota Pematangsiantar.

Selanjutnya, IKEIS menyampaikan sikap Simalungun Islam pada proses Pemilukada Pematangsiantar yang lebih memilih menggunakan hati nurani dan menolak arogansi kekuasaan.

Akhirnya, MUI, IKEIS dan Gemaisi membuat kesepakatan akan tetap melakukan koordinasi dan kerja sama untuk hal–hal keumatan di Kota Pematangsiantar. (K1/Rilis)