Konstruktif News
TRENDING
  • Security
  • Security
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video
SUBSCRIBE
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video
No Result
View All Result
Konstruktif News
No Result
View All Result

Presiden Minta Hutan Sosial dan Hutan Adat Dikelola Secara Produktif

7 Januari 2021
21
VIEWS
Bagikan ke FacebookShare on TwitterBagikan ke Whatsapp

 

Jakarta | Konstruktif.id

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat yang memperoleh hak pengelolaan hutan dan lahan dari pemerintah menggunakan lahan tersebut untuk kegiatan produktif. Ini dimaksudkan agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi ekonomi masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Presiden RI Joko Widodo saat menyampaikan sambutan pada Penyerahan Surat Keputusan (SK) Hutan Adat, SK Hutan Sosial, dan SK Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) pada Kamis (07/01) siang, di Istana Negara, Jakarta.

“Ini akan saya ikuti, akan saya cek terus untuk memastikan bahwa lahan ini memang betul-betul dipakai untuk kegiatan-kegiatan produktif, tidak ditelantarkan, tetapi terus dikembangkan. Sehingga memiliki manfaat yang besar bagi ekonomi kita, bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:

Walikota Tinjau Bedah Rumah Taruna Latsitardanus di Tebingtunggi

Petugas Yustisi Tebingtinggi Tertibkan Kerumunan Penerima Bantuan di Bank

Kota Tebingtinggi Deklarasikan ‘Tolak Narkoba’ Menuju Sumut Bersinar

Kepala Negara pun meminta pemberian SK tersebut diikuti oleh pendampingan kepada masyarakat.

“Sekali lagi tidak cukup hanya pemberian ini saja, ndak, tapi juga saya minta agar dirumuskan aspek usahanya. Jadi setelah Bapak-Ibu semuanya pegang SK ini agar betul-betul digunakan untuk kegiatan ekonomi yang produktif, tetapi juga yang ramah lingkungan,” tegasnya.

Kepala Negara juga mengingatkan masyarakat agar menanam tanaman yang produktif sesuai dengan karakteristik nilai ekonomi di setiap daerah. Selain itu, ia menyarankan kepada masyarakat penerima SK agar mengembangkan berbagai usaha, seperti agroforestri, ekowisata, agrosilvopastural, bioenergi hingga bisnis hasil hutan bukan kayu.

“Banyak sekarang ini yang menanam entah sengon, albizia, atau akasia, silakan tanam semuanya, tapi harus dikalkulasi dan harus dihitung, mana yang lebih menguntungkan, silakan kerjakan,” ungkapnya.

Kementerian terkait, yaitu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) serta Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) diminta Presiden untuk membantu masyarakat dalam hal akses permodalan, baik itu dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) ataupun memanfaatkan Dana Desa.

“Plafon anggaran untuk KUR ini sudah kita tingkatkan lagi menjadi Rp190 triliun, bunganya juga sudah diturunkan menjadi 6 persen per tahun. Mestinya ini kalau untuk urusan permodalan ini menurut saya sangat visibel, sangat memungkinkan,” jelasnya.

Presiden juga meminta kepada pemerintah daerah agar bisa memberikan pendampingan kepada kelompok-kelompok usaha yang ada mulai dari masalah manajemen hingga masalah teknologi.

“Saya kira kalau cara-cara ini dilakukan kita akan bisa memetik keuntungan besarnya pada suatu waktu titik nanti,” kata Presiden.

Selain meminta jajarannya untuk melakukan pendampingan, ia juga meminta dilakukan terobosan-terobosan kebijakan yang terkonsolidasi dan terintegrasi antarkementerian, pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Tujuannya, agar program perhutanan sosial ini betul-betul memberikan dampak yang signifikan kepada pemerataan ekonomi, keadilan ekonomi rakyat,  tanpa mengganggu fungsi hutan dan ekosistemnya.

“Dari hutannya juga bisa dipelihara, tapi keuntungannya bisa didapatkan oleh rakyat,” tandasnya.

Mengakhir sambutannya, Presiden mengingatkan agar hak pengelolaan tersebut tidak dipindahtangankan.

“Jangan sampai sudah dapat SK ini kemudian dipindah tangankan ke orang lain, hati-hati, hati-hati, saya ikuti lho, meskipun dari Jakarta saya bisa mengikuti ini,” tegasnya.

Pada kesempatan kali ini, diserahkan 2.929 SK Perhutanan Sosial di seluruh Tanah Air dengan luasan 3,442 juta hektare. Selain itu, juga diserahkan 35 SK Hutan Adat seluas 37.500 hektare dan 58 SK TORA seluas 72 ribu hektare di 17 provinsi.

Turut hadir dalam agenda tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar. Hadir secara virtual Menkop dan UKM Teten Masduki. (rel/Poltak Simanjuntak).

ShareTweetSend
ADVERTISEMENT

Related Posts

Walikota Tinjau Bedah Rumah Taruna Latsitardanus di Tebingtunggi

15 April 2021
8

Petugas Yustisi Tebingtinggi Tertibkan Kerumunan Penerima Bantuan di Bank

15 April 2021
15

Kota Tebingtinggi Deklarasikan ‘Tolak Narkoba’ Menuju Sumut Bersinar

15 April 2021
10

Klarifikasi dan Bantahan Benyamin Sitepu MPd Kepala Sekolah SDS Galilea Hosana atas Pemberitaan Dugaan Pelecehan Seksual

15 April 2021
30

Klarifikasi dan Bantahan Benyamin Sitepu MPd Kepala Sekolah SDS Galilea Hosana atas Pemberitaan Dugaan Pelecehan Seksual

15 April 2021
23

Patroli Polsek Sipispis di Temoat Hiburan dan Keramain

13 April 2021
29

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tebingtinggi Sampaikan Inpres No 2 Tahun 2021

13 April 2021
27

11 Hari Dilaporkan ke Poldasu Kepsek Cabul Masih Bebas Berkeliaran

13 April 2021
1.6k

Discussion about this post

Recommended

Sinabung Erupsi 2.000 Meter, Berastagi Diguyur Abu Vulkanik

8 Agustus 2020
36

Ahok: Di Tengah Penyebaran Corona, Kita Harus Tetap Punya Harapan

29 April 2020
14

Pemerintah Kaji Bantuan Khusus untuk Pegawai Honorer

15 September 2020
15

Tanam Jagung di Samosir, Kapoldasu: “Di Ladang tidak Ada Covid-19”

2 Januari 2021
114

Purnomo-Teguh Pilih Mundur dari Bakal Calon Wali Kota Jika Pilkada Tak Diundur

24 April 2020
21

Pedagang tidak Mau Rapid Test, Walikota akan Berikan Sanksi

15 Juli 2020
55
  • Policy
  • Terms
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© 2020 Media Konstruktif

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Video

© 2020 Media Konstruktif