Aceh Tengah / Konstruktuf. id
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar memberikan peluang mediasi dengan wakilnya, Firdaus terkait ancaman pembunuhan dan makian yang dialamatkan kepada Shabela.
Namun peluang itu hanya dapat dilakukan apabila Firdaus mempunya niat baik terhadap Shabela yang berencana membawa kasus ini ke ranah pidana
Shabela mengaku sudah bertemu dengan Kapolres Aceh Tengah AKBP Nono Suryanto untuk berdiskusi mengenai kasus tersebut.
Namun Shabela tidak menjabarkan hasil diskusi tersebut.
Shabela mengaku menunda pelaporan kasus dugaan penghinaan dan ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus beberapa hari lalu di Pendopo Bupati Aceh Tengah.
“Saya baru ditelepon bahwa Plt Gubernur berencana hadir ke Takengon, tapi diarahkan masalah ke ruang Plt Gubernur. Tetapi saya akan tetap melaporkan di sini (Mapolres Aceh Tengah) nanti,” ucap Shabela kepada awak media, Jumat (15/5/2020) sore, usai bertemu Kapolres di mapolres setempat.
Saat ditanya wartawan mengenai peluang mediasi, Shabela mengaku peluang itu besar jika Firdaus memiliki niat baik kepada dirinya.
“Kalau yang bersangkutan punya niat baik, saya oke (mediasi),” ucap Shabela.
Malam hari sebelum bertemu Kapolres, saat ditemui Kompas.com di ruang tamu Pendopo Bupati Aceh Tengah, Shabela menyampaikan rencana melaporkan Firdaus ke polisi.
Laporan itu terkait dengan kalimat bernada ancaman pembunuhan dan hinaan yang disampaikan Firdaus kepada dirinya pada 13 Mei lalu.
“Saya akan melaporkan kasus ini supaya tidak terulang. Karena ancaman itu bukan hanya dialamatkan kepada saya, tetapi seluruh keluarga saya yang ada di pendopo,” sebutnya kala itu.
Kronologi
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dan keluarga mengaku diancam dibunuh oleh wakil bupatinya, Firdaus.
Menurut Shabela, ancaman pembunuhan itu dilontarkan wakilnya saat dia sedang menggelar rapat dengan sejumlah dinas di ruang tamu Pendopo Bupati terkait penanganan virus corona dan bencana banjir pada Rabu (13/5/2020) malam.
“Saya tidak tahu kenapa, saat kami sedang rapat membahas masalah bencana banjir bandang dan Covid-19, tiba-tiba Saudara Firdaus datang dan berteriak dengan kata-kata tidak pantas,” katanya, Kamis (14/5/2020).
“Dia (Firdaus) kemudian menyebut kami yang ada di Pendopo dengan sebutan hewan, lalu mengancam bunuh saya dan anak saya,” kata Shabela.
Karena adanya ancaman serius itu, ia berencana melaporkan wakilnya tersebut ke polisi.
“Siapa yang terima ada yang datang tidak sopan. Memaki-maki dan mengancam bunuh?” kata Shabela.
Sementara secara terpisah, Wakil Bupati Aceh Firdaus mempersilakan bupati tersebut untuk melaporkannya ke polisi.
Dia dengan tegas mengaku siap menghadapinya.
“Silakan, saya siap menghadapi. Namun, saya juga akan melaporkan Shabela terkait kasus yang lebih besar dari kasus ini,” kata Firdaus.
Firdaus mengatakan, alasannya emosi saat itu karena selama ini merasa tak dianggap kedudukannya sebagai Wakil Bupati.
“Saya tidak ingat ada mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, apalagi mengancam. Namun, saya meluapkan kekesalan saya kepada Bupati, karena merasa tidak dihargai sebagai wakilnya,” kata Firdaus.
Tak dilibatkan proyek Rp 17 miliar
Firdaus mengaku tidak bisa menahan emosi lantaran proyek senilai Rp 17 miliar yang dikerjakan sejumlah instansi tak melibatkan dirinya.
“Ini kegiatan Dinas Kesehatan dan RSU Datu Beru, tidak ada koordinasi dengan saya selaku wakilnya. Ini kan tidak pantas,” sebut Firdaus.
Selain masalah proyek, ia menilai Shabela juga ingkar janji terhadap komitmennya saat maju mencalonkan diri sebagai pasangan kepala daerah.
“Kita punya komitmen tertulis dan tidak tertulis saat kita calon sampai saat baru menjabat. Saya rasa komitmen tertulis itu sudah dibuang oleh dirinya (Shabela),” kata Firdaus.
“Ada beberapa dinas yang kewenangannya menjadi kewenangan saya, ada sekitar delapan dinas. Namun, ternyata tidak sesuai kesepakatan,” kata Firdaus.(Tribun Papua).
Discussion about this post