Categories: Nasional

Setelah NU dan Muhammadiyah, Kini Giliran PGRI Tinggalkan Nadiem Makarim

Jakarta | Konstruktif.id – Posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim semakin terpojok.

Setelah ditinggalkan NU dan Muhammadiyah, giliran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) melakukan hal serupa. PGRI mengikuti jejak NU dan Muhammadiyah mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

Tak hanya itu, sejumlah elemen masyarakat mendesak agar Presiden Jokowi segera mencopot Nadiem Makarim dari jabatan Mendikbud.

Nadiem dianggap seperti menciptakan keributan dan kerusuhan di dunia pendidikan. Nadiem dituding sebagai perusak hubungan Presiden dengan ormas keagamaan.

Kordinator Nasional Komunitas Anak Muhammadiyah (KAM), Amirullah Hidayat mengingatkan Nadiem bahwa mengelola lembaga negara berbeda dengan tata kelola korporasi.

“Nadiem mengelola pendidikan seperti mengelola perusahan online dibuatnya, apakah ini karena latar belakang beliau seorang pengusaha transportasi online yaitu Gojek?” ujar Amirullah kepada wartawan, Jumat (25/07/2020).

Kata Amirullah, jika diperhatikan dengan seksama maka Nadiem Makarim sejak jadi mendikbud tidak menghadirkan satu prestasi yang cukup membanggakan.

“Justru yang terjadi sering kali memunculkan kebijakan kontroversial yang menyebabkan perdebatan publik seperti lolosnya dua yayasan yang terafiliasi ke perusahaan besar yaitu Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation dalam seleksi program organisasi penggerak (POP),” bebernya.

Bahkan, akibat keputusannya itu kemudian Nahdlatul Ulama, MUhammadiyah dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kompak meninggalkan POP Kemendikbud.

“Kebijakan ini membuat banyak pihak yang tersinggung, seperti Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama, yang merasa terhina akibat kebijakan tersebut. Karena Muhamamdiyah dan NU disamakan dengan organisasi pendidikan yang dibiayai CSR perusahaannya sendiri,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Untuk menghindari kontroversi-kontroversi lain di kemudian hari, Amierullah menilai sudah saatnya Presiden Jokowi mencari figur baru untuk membangun dunia pendidikan nasional.

“Maka kita meminta Presiden Jokowi untuk Mencopot Nadiem Makarim, masih banyak tokoh berlatar belakang pendidikan yang mampu menjadi Mendikbud,” tegasnya.

“Sebab kalau Nadiem Makarim dipertahankan, bisa membuat hubungan Presiden dengan ormas keagamaan akan rusak,” tandas Amirullah. (pojoksatu.com/K1)

Redaksi

Recent Posts

Pelaksanaan Pilkada di Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Lancar *Paslon Boby/Surya Raih 420 Suara, Edy/Hasan Peroleh 124 Suara

Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…

10 jam ago

Tim Kamtib Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Cek Saluran Pembuangan Air

Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…

1 hari ago

Polsek Siantar Timur Bantu Korban kecelakaan untuk mendapatkan pertolongan pertama

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…

3 hari ago

Siap Menjamin Keamanan,Polres Pematangsiantar terjunkan 150 Personil Amankan 411 TPS Pilkada 2024

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…

3 hari ago

Polres Pematangsiantar Sambut 60 Personil BKO Sat Brimob Polda Sumut

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…

3 hari ago

Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024, Samapta Polres Pematangsiantar kuti Latihan Pengendalian Massa di Sat Brimobda Sumut Batalyon B Tebing Tinggi

Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…

3 hari ago