Jakarta | Konstruktif — Sidang etik dugaan hidup mewah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri akan kembali dilanjutkan pada pekan depan.
Anggota Dewan Pengawas KPK Syamsuddin Haris menuturkan, pihaknya masih membutuhkan keterangan dari sejumlah saksi lagi.
“Sidang etik untuk pak FB [Firli Bahuri] masih akan dilanjutkan Senin 31 Agustus minggu depan karena saksi-saksi yang dipanggil Dewas KPK belum semua hadir,” tutur Haris dalam keterangan tertulis, Selasa (25/8).
Haris mengatakan dari jumlah enam saksi yang dipanggil, baru dua orang saja yang memberikan keterangan. Ia tidak menyampaikan secara detail siapa dan dari unsur mana saja saksi yang diperiksa.
“Dari enam orang saksi yang dipanggil, baru dua orang memberi kesaksian. Pak FB sebagai Terperiksa akan hadir lagi dalam sidang,” ujarnya.
Sebelumnya dalam sidang yang digelar hari ini, Firli enggan memberikan pernyataan kepada publik. Ia berdalih telah menyampaikan keterangan seluruhnya mengenai dugaan gaya hidup mewah kepada Dewan Pengawas KPK.
“Saya tidak memberikan keterangan di sini. Semuanya tadi sudah disampaikan ke Dewas,” kata Firli kepada wartawan di Gedung KPK Kavling C1, Jakarta, Selasa (25/8).
Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman yang menjadi saksi sidang menerangkan bahwa ia telah menyerahkan materi tambahan yang relevan terhadap laporan penggunaan helikopter oleh Firli untuk kepentingan pribadi. Ia mengaku sudah mereka ulang perjalanan Firli dari Baturaja ke Palembang.
“Materi yang saya bawa adalah, mohon maaf karena sidang tertutup, tapi setidaknya saya bisa memberitahukan ke teman-teman, untuk melengkapi data saya, pada bulan Juli saya sudah rekonstruksi ke Baturaja naik mobil dari Palembang,” ucap dia.
Selain itu, ia meminta Firli melepas jabatan Ketua KPK jika terbukti melanggar dugaan etik. Boyamin menyampaikan permohonan agar Firli turun menjadi Wakil Ketua KPK.
“Saya sampaikan juga jika ini nanti dugaan terbukti melanggar, saya memohon pak Firli cukup jadi Wakil Ketua. Ketua diganti orang lain,” katanya. (cnnindonesia/K1)
Discussion about this post