Simalungun Perlu Sekolah Percontohan Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Simalungun | Konstruktif.id – Masa pandemi Covid-19 ini sudah hampir satu semester sekolah. Akibat pandemi, sekolah melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring.

Ironisnya, belum ditemukan bagaimana KBM ideal. Karena itu diperlukan Sekolah Percontohan dalam pelaksanaan KBM daring di Simalungun.

Demikian dijelaskan Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemkab Simalungun, Lingga Damanik, Sabtu (22/08/2020).

Lingga menuturkan, saat ini di Kabupaten Simalungun ada sebanayak 811 Sekolah Dasar (SD). Katanya, jumlah itu cukup banyak yang melakukan KBM daring.

“Seharusnya Dinas Pendidikan miliki SD percontohan yang tepat sebagai acuan ideal dalam belajar daring dan luring saat pandemi,” katanya.

Parahnya, kata Damanik, fungsi pengawas sekolah sangat lemah sebab tidak ada acuan sekolah yang sudah melaksanakan KBM daring dengan tepat.

Saat ini Kabupaten Simalungun masuk dalam zona merah dalam jumlah kasus Covid-19. Dengan demikian siswa harus Belajar dari Rumah (BDR). Sayangnya, secara umum pembelajaran daring belum bisa dilaksanakan.

Menurut Damanik salah satu penyebabnya adalah infrastruktur pendukung pembelajaran belum mendukung.

“Pembelajaran daring perlu fasilitas termasuk infrastrukstur dalam hal ini jaringan internet. Di samping itu harus ada SDM gurunya yang cakap,” katanya.

Damanik menyayangkan masih banyak guru yang gagal paham menyangkut pembelajaran daring. Katanya, seharusnya guru harus memahami bahwa pembelajaran daring adalah pelaksanaan belajar dengan interaksi seperti tatap muka lewat internet,” jelasnya.

Selanjutnya, menurut Damanik, dalam masa pandemi ini, guru idealnya menerapkan luring yaitu kunjungan belajar ke rumah-rumah murid.

“Seyogyanya luring dapat dilaksanakan dengan membenahi SDM guru serta pemetaan terhadap lokasi guna efesiensi waktu. (Sijabat/k2)