Hampir semua orang pernah mengalami kondisi memalukan ketika ketiak berkeringat, baik saat cuaca panas atau di kelas olahraga. Lebih malu lagi ketika timbul bau tak sedap. Namun, meskipun memalukan, itu adalah hal normal.
Dokter kulit Joshua Zeichner mengatakan, keringat keluar untuk membantu menjaga suhu tubuh inti manusia. “Kelenjar keringat distimulasi oleh saraf kita sebagai respons terhadap cuaca panas, stres emosional, atau aktivitas berat,” kata dia, dikutip Women’s Health, Kamis, 25 Juni 2020.
Namun, keringat umumnya tidak berbau. “Tapi ketika keringat dipecah oleh bakteri di kulit, itu bisa menyebabkan bau tak sedap,” kata dia.
Pada dasarnya, ada dua jenis kelenjar keringat di kulit, ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin ditemukan hampir di seluruh tubuh, dan biasanya mengeluarkan cairan bening dan tidak berbau.
Sementara, kelenjar apokrin ditemukan di area tubuh yang mengandung folikel rambut tingkat tinggi, seperti selangkangan dan ketiak. Kelenjar ini pada dasarnya masuk ke dalam folikel rambut, dan kemudian melepaskan keringat keluar dari tubuh.
Ketika kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan keringat yang kemudian bercampur dengan bakteri pada folikel, keringat mulai berbau. Kelenjar apokrin terutama bertanggung jawab untuk keringat yang berhubungan dengan stres.
“Dalam beberapa kasus, saraf dan kelenjar keringat kita menjadi terlalu aktif, menghasilkan lebih banyak keringat daripada yang dibutuhkan. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis,” kata dia.
Tapi apa penyebab bau ketiak? Berikut tiga di antaranya
Menurut Zeichner, makanan tertentu seperti sayuran bergas bisa mengubah bau keringat. Ini karena makanan ini mengandung belerang. Jadi, proses metabolisme melepaskan apa yang dikenal sebagai senyawa volatil (atau dikenal sebagai VOC) yang kemudian menguap dari tubuh dengan mengeluarkan bau.
Penyebab umum lain dari bau badan adalah stres yang menyebabkan kelenjar apokrin aktif. Keringat berlebih menyebabkan bau.
Kondisi medis juga dapat menyebabkan keringat, meskipun jarang terjadi. Misalnya, trimethylaminuria atau sindrom bau ikan membuat tubuh tidak mampu memecah senyawa yang ditemukan pada ikan, kedelai, dan sayuran silangan, yang menyebabkan bau amis. Kondisi medis seperti gagal ginjal, penyakit hati, dan diabetes juga dapat menyebabkan bau tertentu.
“Bau tergantung pada berbagai jenis bakteri yang ditemukan pada kulit, bersama dengan berbagai jenis makanan yang Anda makan,” kata Dr. Zeichner.
Jadi, jika keringat Anda berbau seperti ikan, misalnya, bisa jadi karena makanan yang berbeda memicu efek yang berbeda saat bercampur dengan bakteri di tubuh Anda. (Tempo.co)
Simalungun - Konstruktif.id | Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dan…
Simalungun - Konstruktif.id | Tim Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar melakukan…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kanit Binmas Polsek Siantar Timur AIPTU P. Simanjuntak selaku Perwira pengawas…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH. SIK pimpin Apel Pergeseran…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Dukung Pengamanan Pilkada 2024 ,Sebanyak 61 personel Sat Brimob Polda Sumut…
Pematangsiantar - Konstruktif.id | Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024 Personil Polres Pematangsiantar mengikuti Latihan Pengendalian…