Trump: Saya Tidak Percaya Survei, Warga Amerika Pintar Tidak Mungkin Pilih Joe Biden
Luar Negeri / Konstruktif
Presiden Amerika Donald Trump meyakini bahwa bangsa Amerika tidak bodoh untuk memilih presiden yang tidak menunjukkan kualitasnya. Maka ketika ada jajak pendapat yang hasilnya menyebutkan bahwa ia telah tertinggal jauh dari Joe Biden, Trump mengatakan ia tidak percaya.
“Saya tidak mempercayai survei yang ada. Saya percaya warga Amerika adalah warga yang pintar. Saya tidak yakin mereka akan memilih orang yang inkompeten sebagai Presiden Amerika,” ujar Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari , Kamis (30/4).
Kemudian Trump mulai menilai hasil kinerja Biden. Menurutnya, sepanjang karir politik Biden tidak ada yang bagus dari kinerja Biden selama ini, terutama dari sisi kebijakan luar negeri. Trump tidak yakin Biden unggul darinya. Trump yakin, dirinya lebih pantas menjadi presiden.
Trump telah mengkritik rekor selama puluhan tahun Biden sebagai senator AS dan sebagai wakil presiden Presiden Barack Obama.
“Dia sudah inkompenten selama 30 tahun. Apapun yang dia lakukan hasilnya buruk. Kebijakan luar negerinya juga bencana,” ujar Trump.
Jajak pendapat yang dikeluarkan Reuters pada pekan ini menyebutkan responden lebih banyak memilih Biden daripada Trump.
Pada pilpres November nanti, 44 persen memlih Biden dan 40 persen memilih Trump. Sementara sisanya belum menentukan pilihan.
Biden ternyata unggul pada wilayah-wilayah di mana Trump dulu memenangkan pilpres 2016, seperti Michigan, Wisconsin, dan Pennyslvania. Di tiga wilayah itu, Biden unggul dengan perolehan di atas 40 persen. Hal yang membuat Trump merasa heran.
Namun, daripada memusingkannya, Trump memilih mengabaikan hasil polling itu dengan mengatakan dia tidak mempercayai hasil polling.
Diberitakan sebelumnya, Trump sebenarnya terkejut dengan hasil itu dan menanyakan kinerja manajer kampanyenya. Sebuah sumber menyebutkan Trump sempat marah marah dalam panggilan telepon dengan Parscale Trump dengan cermat mempertanyakan manajer kampanyenya, Brad Parscale, dan penasihat politik lainnya, setelah mereka menunjukkan kepadanya angka jajak pendapat yang menunjukkan dia kalah dalam pemilihan ulang untuk Biden, menurut sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sementara Donald Trump mencoba memikirkan hasil survei, Joe Biden tengah berhadapan dengan tuduhan telah melakukan pelecehan seksual. Adalah Tara Reade, mantan koleganya, yang menuduh Biden melakukan hal tersebut.
Ironisnya, tuduhan itu muncul ketika Biden tengah mencoba menggaet dukungan dari perempuan dengan bantuan Hillary Clinton.
Dikutip dari The Guardian, Biden masih diam soal tuduhan tersebut. Padahal, para aktivis perempuan di Amerika sudah mendesak Biden untuk segera memberikan pernyataan. Manajer kampanye Biden, Kate Bedingfield, mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar, namun enggan berkomentar lebih jauh. ( RMOL)
Discussion about this post