| Konstruktif.id
Malang benar nasib Samaria Simanjuntak, berbuat baik dengan membagikan paket natal kepada anak-anak di lingkungannya, malah dituding sebagai penculik, dihakimi dan dipersekusi.
Kisah sedih ini menyeruak di laman-laman Facebook yang menyertakan testimoni Samaria dan fotonya yang sedang terduduk di lantai karena dihajar.
Samaria Simanjuntak yang adalah seorang pendidik di SMA Narumonda ini, bersama kelompok Program Rumah Singgah dari salah satu gereja yang beralamat di Desa Parparean 1 Kecamatan Porsea (Tetangga Mako Polres Toba), berbagi sukacita dengan memberikan hadiah Natal berupa Parsel Natal kepada anak-anak sekitar lingkungan mereka.
Namun, kemudian salah seorang orangtua anak-anak yang kebagian parsel Natal ini tiba-tiba mendatangi Samaria Simanjuntak di rumah kediamanmya di lokasi pastori gereja, dan mengatakan Samaria melakukan penculikan kepada anaknya.
Selanjutnya terjadilah peristiwa hukum penganiayaan terhadap Samaria yang mengakibatkan kelopak mata membiru dan pergelangan kaki membengkak.
Samaria usai membuat laporan pengaduan di Polres Toba pada 27 Desember 2021 merunut kejadian yang menimpa dirinya.
“Tanggal 27 Desember 2021 kelompok Rumah Singgah Gereja mengumpulkan sekira 50 orang anak-anak yang namanya telah terdaftar di dekat lapangan volley tidak jauh dari Mako Polres untuk membagikan hadiah parsel Natal,” kisah Samaria.
Samaria mengisahkan bahwa 2 (dua) minggu sebelum acara pembagian bingkisan Parsel Natal, dirinya menemui Ibu SN di kiosnya yang jaraknya kira-kira 30 Meter dari rumahnya.
“Saat itu yang saya jumpai di kios itu adalah Ibu SN bersama putrinya H. Kemudian, saya memberitahukan kepada mereka bahwa ada kegiatan acara Natal anak anak dengan pembagian bingkisan Natal. Saya tanyakan kemereka apakah anak anak mereka mau ikut ambil bagian?” Dijawabnya “ikut.”
SN dikatakan justru menyebutkan nama-nama cucunya yang mau ikut dan putrinya “H” juga menyebutkan nama anak-anak yang lain.
Besoknya “H” mengantarkan nama-nama anak yang mau ikut ke rumah Samaria.
Di hari H 27 Desember 2021 Samaria menjemput cucu “SN” ke kiosnya sesuai nama yang telah diserahkan sebelumya dan saat itu yang ada di kios tersebut adalah tante si anak .
“Saya meminta izin untuk membawa anak-anak yang kebetulan ada di kios itu, dia mengizinkannya. Dan juga membawa anak kakaknya yang satu lagi yang rumahnya ada di seberang jalan kiosnya,” tambah Samaria.
Setelah pulang acara Natal dengan dua orang anak yang dibawanya dengan membawa bingkisan parsel Natal, mereka naik angkot yang disewa oleh Samaria untuk mengantar kerumah anak-anak yang berjarak 30 meter dari gereja.
“Saya dan kedua anak tersebut duduk di depan di sebelah sopir. Sesampainya di gereja belum turun dari mobil, saya terkejut dan langsung diserang dan ditonjok pipi kiri dan saya ditarik paksa dari mobil sambil dipukuli,” kata Samaria.
Kemudian di halaman gereja Samaria terus dipukuli tanpa mau mendengar penjelasan saya dan tantenya “RP” yang tadinya mengizinkan Samaria membawa anak itu menarik dan menjambak-jambak rambut Samaria. Dan kakeknya “PP” dan Ibu anak tersebut terus memprovokasi memicu emosi pelaku.
“Selanjunya saya berhasil melarikan diri ke rumah saya yang ada di bawah gereja lantai I tetapi bukannya mereka berhenti, saya terus dikejar dan dianiaya,” tutur Samaria sedih.
Karena peristiwa penganiayaan tersebut Samariapun membuat Laporan Polisi dan Polres Toba telah membawanya ke RSUD Porsea guna diambil visum.
Samaria Simanjuntak hingga saat ini belum dapat melakukan aktivitasnya sebagai pengajar karena pergelangan kakinya masih membengkak dan jalan masih tertatih menyeret.
Samaria juga mengaku mengalami trauma berat sehingga belum berani pulang kerumahnya dan tinggal bersama keluarganya di Balige.
Kenapa keluarga anak anak yang kebagian parsel ini melakukan penganiayaan?Menurut cerita yang dikutip di Polres, mereka menuduh Samaria melakukan penculikan anak mereka.
Salah seorang netizen dengan ID Iswan Dani menuliskan komentar yang menolak mentah-mentah Samaria melakukan penculikan anak.
“Itu guruku waktu SMA Pak. Orangnya baik dan gak mungkin melakukan hal kyk gitu. Pelaku harus ditindak sesuai hukum yang berlaku. Mohon bantuannya Pak!” tulis Iswan Dani.
Pardomuan Simanjuntak Ketua PSSSI&B Pematansiantar yang juga pemilik media online Konstruktif.id menanggapi permasalahan ini menegaskan bahwa pihaknya meminta aparat penegak hukum untuk bekerja cepat dan profesional.
“Kami akan mengkawal proses hukum ini sehingga Samaria Simanjuntak dapat memperoleh keadilan hukum dan pelaku jera,” tegasnya, dan memberitahu bahwa dirinya sedang perjalanan menuju Polres Toba untuk konfirmasi ulang. (*/Poltak Simanjuntak).
Discussion about this post