WARGA Desa Sendang Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, geger dengan penemuan mayat perempuan, Rabu (1/8) pagi lalu.
Perempuan ini ditemukan tewas secara mengenaskan dan tanpa identitas. Sekujur tubuhnya hangus terbakar, sidik jarinya pun turut terbakar hingga sulit dikenali.
Jasad tersebut pun sempat dimakamkan karena tak kunjung diketahui identitasnya.
Orang-orang yang tinggal di sekitar penemuan mayat pun tidak ada yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Ferin adalah warga Desa Sendangmulyo, Semarang
Berdasarkan bukti-bukti dan temuan di lapangan, penyelidikan tersebut mulai mengerucut bahwa korban adalah salah satu warga Semarang.
Keyakinan akan informasi, identitas beserta asal-usul korban semakin menguat manakala di Polrestabes Semarang juga diketahui ada laporan orang hilang dengan ciri-ciri yang sama dengan mayat di Blora.
Selanjutnya, diketahui bahwa itu adalah jasad Ferin warga RT04/RW 16, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jateng.
Kapolres Blora AKBP Saptono memastikan identitas Ferin dengan mengunjungi pihak keluarga korban dan mencocokkan barang bukti berupa anting yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
“Setelah ditunjukkan anting yang dipakai korban, pihak keluarga mengenali dan mengatakan kalau anting tersebut milik korban,” kata Saptono.
Satreskrim Polres Blora kemudian berhasil menangkap pelaku berinisial Kritiyan Ari Wibowo (30), warga asal Kunduran, Blora. Dia ditangkap di Semarang.
Pelaku yang tinggal di Tlogosari Wetan, Pedurungan, Semarang, ini berprofesi sebagai Manajer Front Office di sebuah hotel di Semarang, Jateng.
Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan, di hadapan polisi, Kritiyan Ari Wibowo mengakui semua perbuatannya telah membunuh korban dengan cara dibakar.
Pengakuan pelaku
Pelaku mengaku membakar korban dalam keadaan masih hidup. Tangan beserta kaki korban diikat sebelum dibakar. Menurut Saptono, sebelum kejadian, korban bertemu dengan pelaku di sebuah kamar hotel di Semarang.
Keduanya lantas berhubungan intim. Setelah puas melakukan hubungan seksual, pelaku menganiaya korban hingga tak sadarkan diri.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, korban ini dibakar hidup-hidup dengan tangan dan kaki masih terikat. Korban disiram bensin satu liter kemudian dibakar,” kata Saptono mengutip Kompas.com, Rabu (8/8).
Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo, menyampaikan, indikasi korban dibakar hidup-hidup itu juga diperkuat dengan adanya hasil penyelidikan tim Labfor Polda Jateng.
Pelaku mengaku pernah melakukan kejahatan yang sama pada 2011 lalu
Di hadapan polisi, pelaku mengakui semua perbuatannya telah membunuh korban dengan cara dibakar. Ferin dibakar saat masih hidup. Tangan beserta kaki korban diikat sebelum dibakar.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, korban ini dibakar hidup-hidup dengan tangan dan kaki masih terikat. Korban disiram bensin satu liter kemudian dibakar,” kata AKBP Saptono.
Menurut Saptono, sebelum kejadian, korban bertemu dengan pelaku di sebuah kamar hotel di Semarang. Keduanya lantas berhubungan intim. Setelah puas melakukan hubungan seksual, pelaku menganiaya korban hingga tak sadarkan diri.
“Pelaku kemudian membawa korban menuju kawasan hutan di Blora dengan mengendarai mobil Honda Jazz pinjaman. Korban dibekap, diikat tangan dan kakinya. Nah, di lokasi kejadian, korban yang masih hidup disiram bensin satu liter dan dibakar. Setelah dipastikan tewas, pelaku kabur,” terang Saptono.
Kepada polisi, pelaku juga mengaku pernah membunuh perempuan lain dan membakar jasad korbannya itu pada 2011 silam.
“Dan ini juga setelah kita interogasi, pelaku ini melakukan hal yang sama pada tahun 2011, dengan motif mengambil mobil korban. Dengan TKP di Todanan yang dulu sampai sekarang belum terungkap itu,” ujarnya.
Polisi menduga pelaku kembalimengulangi perbuatannya karena aksinya pada tahun 2011 tidak terungkap.
“Jadi karena mungkin dulu pernah melakukan hal yang sama, berpikiran seperti itu tidak bisa terungkap, jadi diulangi lagi dia (pelaku),” imbuhnya.
Berkenalan melalui media sosial
Polisi juga mengungkapkan bahwa ternyata korban yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG) dan pelaku berkenalan melalui media sosial.
“Tidak, korban tidak ada hubungan teman dekat dengan pelaku. Jadi korban saling kenal lewat handphone (media sosial),” papar Kapolres Blora, AKBP Saptono.
“Pelaku kemudian membawa korban menuju kawasan hutan di Blora dengan mengendarai mobil Honda Jazz pinjaman. Korban dibekap, diikat tangan dan kakinya. Nah, di lokasi kejadian, korban yang masih hidup disiram bensin satu liter dan dibakar. Setelah dipastikan tewas, pelaku kabur,” terang Saptono.
Postingan terakhir Ferin sebelum ditemukan tewas
Sebelum ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, ternyata Ferin sempat memposting sesuatu di akun instagram miliknya @ferinanjani. Ferin terakhir mengunggah foto di Instagram pada 29 Juni 2018 namun menutup kolom komentarnya.
Dalam postingannya itu, Ferin mengunggah sebuah foto dirinya. Ferin pun juga menyertakan caption yang penuh makna.
“Let go of the illusion that it could have been any different,” tulis Ferin.
Discussion about this post