Viral Rumah Mewah Tapi Terima Bantuan PKH, Pemilik: Saya Rasanya Malu…
Riau / Konstruktif. id
Puluhan rumah dengan bangunan mentereng di Kabupaten Pekalongan tetap menerima program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pemerintah non tunai (BPNT).
Sebagian pemilik rumah merasa malu karena ditempeli tulisan warga miskin. Mereka pun meminta mundur dari program bantuan untuk warga miskin tersebut. Namun, sebagian lagi tetap cuek dan menerima bantuan tersebut karena dianggap sebagai haknya.
Dilansir dari iNews.id, rumah-rumah denngan kondisi bangunan mewah dan mentereng itu terlihat masih baru lengkap dengan tanaman hias, serta berbagai perabot mahal. Rumah-rumah itu tidak sepatutnya dikategorikan miskin.
Namun pada dinding rumah di Desa Ketintang Lor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan ini ditempel tulisan besar “Demi Allah, Kami Warga Miskin Penerima PKH – BPNT ”.
Ada puluhan rumah dengan kondisi bagus bahkan mewah, yang tetap menerima bantuan sebagai warga program keluaga harapan dan bantuan pemerintah non tunai. Mereka setiap bulan selalu menerima bantuan paket sembako untuk warga miskin.
Sejumlah warga tetap memasang dan tidak mencopotnya bahkan penghuni cenderung cuek dilebel sebagai warga miskin. Namun ada pula yang merasa malu dan siap mengembalikan, karena sudah sebagai warga yang mampu.
“Ketika ditempel sebagai warga miskin saya rasanya malu dan ingin mengembalikan,” kata salah satu pemilik rumah mewah penerima PKH di Desa Ketintang Lor, Murdiyanti, Selasa (5/5/2020).
Murdiyanti mengaku sudah menerima dana bantuan social dari pemerintah seperti BLT maupun bantuan lainnya sejak 2015 lalu.
“Saya sudah sejak tahun 2015 menerima bantuan sosial ini karena waktu itu memang kondisi ekonomi benar-benar terpuruk. Namun saat ini kami sudah lumayan bagus,” katanya.
Kepala Dusun 1 Desa Ketintang Lor, Nur Hendriyanto mengatakan, di desanya ada 74 rumah keluarga penerima PKH dan BPNT, namun sebagian ternyata kondisi rumah sudah tidak susuai lagi dalam kategori miskin.
Karena itu, pihak desa sengaja menempel tulisan besar ini setelah sebelumnya rembuk warga dan disepakati seluruh warga.
Menurut Nur hendriyanto, tujuan penempelan tulisan itu agar keluarga yang sebetulnya mampu menjadi malu dan bersedia mengembalikan bantuan.
“Dengan ditempel seperti itu, harapannya bantuan benar -benar sampai pada warga miskin yang berhak menerima,” ucapnya. (Riausky).