Simalungun | Konstruktif.id
Sabam Simanjuntak (26) dengan adiknya Alpenar Simanjuntak (24) Warga Dusun Huta I Desa Nagori Bahal Batu Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun, sehari-hari hidup prihatin berdua di rumah reot. Mereka sudah ditinggal oleh ayahnya puluhan tahun lalu, sedangkan ibunya menyusul suaminya 30 Desember 2020 lalu.
Kisah hidup anak manusia ini dituturkan Gr P Simanjuntak Pimpinan Jemaat HKBP dimana Sabam dan Alpenar terdaftar sebagai anggota jemaat.
“Sepeninggal ibu mereka akhir tahun lalu, Sabam dan Alpenar hidup yatim piatu. Sementara mereka berdua punya ketergantungan dengan ibunya,” terang Guru P Simanjuntak, Selasa (6/1).
Menurut P Simanjuntak, keluarga Sabam dan Alpenar, pun sebelum ditinggal hidup ayahnibunya, hidup keluarga ini cukup prihatin. Bahkan bisa dikatakan mereka adalah salah satu keluarga termiskin di kampung ini.
“Masa hidupnya ibu Sabam dan Alpenar sehari-hari bertani di lahan berukuran 5 rante itupun yang mereka sewa. Selama hidupnya, ibu mereka ini sakit-sakitan. Hidup di rumah reot nyaris tumbang dan punya anak yang punya kemampuan berfikir kurang,” tambahnya.
Maksud Gr P Simanjuntak meminta perhatian dari para dermawan agar bergandengan tangan membantu menyediakan rumah layak huni bagi Sabam dan Alpenar. “Jika berkenan, kita saling menolong sehingga mereka bisa hidup di rumah yang layak huni,” katanya.
Mengetahui dan mendapat ajakan dari Gr P Simanjuntak, pemilik media online dan Ketua PSSSI&B Siantar Pardomuan Nauli Simanjuntak, Aktifis GMSSSI&BBI Rudyard Simanjuntak dan Pemimpin Redaksi Konstruktif.id, menyatakan kesediaan dan kesanggupannya untuk memobilisasi donasi dan partisipasi secara virtual.
“Kami akan lakukan aksi Konstruktif Peduli, berharap para dermawan terlebih marga Simanjuntak mau menyisihkan sedikit berkat yang mereka terima guna meringankan beban hidup Sabam dan ALlpenar Simanjuntak ini,” tegas Pardomuan. (Poltak Simanjuntak).
Discussion about this post