Mahathir Berupaya Lengserkan Muhyiddin Yassin, Sindir PM Malaysia Kembalikan Negara ke Partai Korup
Kuala Lumpur / Konstruktif. id
Mahathir Mohamad menyatakan, dia akan berusaha melengserkan penerusnya, Muhyiddin Yassin.
Mahathir mengejek sang PM Malaysia karena sudah mengembalikan negara ke tangan partai korup, yang ditolak rakyat dalam pemilihan 2018.
Peluang kembali terjadinya kekisruhan politik terjadi di tengah krisis kesehatan dan kolapsnya ekonomi karena wabah virus corona.
Mantan Perdana Menteri Malaysia yang mengundurkan diri pada Februari lalu, mempertanyakan pemerintahan Muhyiddin Yassin yang berkoalisi dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Politisi berusia 94 tahun dalam konferensi via Zoom menegaskan, kesepakatan yang dibuat dengan jalur belakang adalah salah kaprah.
“Kami ingin memberikan kepada rakyat pemerintahan yang sejak awal sudah mereka mandatkan. Itu tujuan kami,” tegas politisi berjuluk Dr M itu.
Sempat menjadi bagian dalam pemerintahan koalisi Pakatan Harapan, Muhyiddin membuat manuver mengejutkan dengan dilantik sebagai PM Malaysia pada 1 Maret.
Dilansir Reuters via Malay Mail Rabu (20/5/2020), oposisi menyatakan bahwa kekuasaan Muhyiddin tidak sah karena bukan dari rakyat melalui mekanisme pemilu.
Pada awal pekan ini, pemerintah menghindari mosi tidak percaya dari Dr Mahathir, bersikukuh parlemen memberi prioritas bagi penanganan virus corona dan ekonomi yang melemah.
Namun politisi yang pernah berkuasa pada 1981-2003 itu menerangkan, aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin hanya unggul tipis di Parlemen Malaysia.
Karena itu, dia akan bekerja sama dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, meski mereka kerap terlibat ketegangan, untuk menggulingkan PM Malaysia.
“Dia jelas akan berada dalam masalah besar. Karena berapa pun kesempatan yang kami punya untuk membuktikan dia tak sah, kami akan melakukannya,” jelasnya.
Dia menyatakan, oposisi Pakatan bakal menolak resolusi yang dilayangkan pemerintah, bahwa mosi tidak percaya tak bisa dilakukan.
Pensiun pada 2003, Mahathir Mohamad kembali turun gunung untuk menggulingkan PM Najib Razak, dengan berkolaborasi bersama Anwar Ibrahim.
Namun pada akhir Februari, Mahathir memutuskan pengunduran diri buntut pertemuan rahasia antara partainya, Bersatu, dengan UMNO.
Mahathir dalam serangkaian kesempatan kemudian menyatakan bahwa dia mundur, baik sebagai PM maupun Ketua Bersatu, karena sudah tak diinginkan partainya. (Tribunpekanbaru).
Discussion about this post