Akibat pukulan pandemi Covid-19 sangat nyata melumpuhkan ekonomi nasional dan lokal. Tak sedikit usaha masyarakat terseok-seok bahkan hingga terhenti. Namun, pandemi ini tak selalu melumpuhkan niat berusaha. Sejumlah orang malah menatap dibalik runyamnya usaha yang dilakoni ada secercah peluang baru yang ditorehkan di masa pandemi ini.
Bisnis pengadaan masker merupakan salah satu peluang usaha baru di masa pandemi. Agar terhindar dari penularan virus Corona, menggunakan masker merupakan salah satu cara ampuh yang dapat dilakukan. Begitu banyaknya masker yang dibutuhkan masyarakat menjadi peluang usaha pengadaan masker di berbagai daerah termasuk di Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Di Pematangsiantar sejumlah usaha bidang pengadaan masker terlahir dan bertumbuh. Bisnis pengadaaan masker dimaksud mulai dari pembuatan, desain, hingga penjualan masker kepada pengguna. Usaha pembuatan masker banyak dilakoni para tukang jahit pakaian. Biasanya mereka melayani pemesanan masker berbahan kain. Selanjutnya, pengadaan dan desain masker dilakoni pegiat usaha percetakan stiker. Pengusahanya banyak membuat sekaligus mendesain masker orderan konsumen dari berbagai bahan. Sementara itu, pengadaan masker juga dilakoni para pedagang masker pinggir jalan.
Saat ini, di Pematangsiantar sudah menjadi sebuah pandangan yang menghiasi adanya sejumlah pedagang yang menjajakan masker di berbagai pinggir jalan sudut kota. Para pedagang ini menjadi dewa penolong bagi masyarakat yang membutuhkan masker di masa pandemi Covid-19 ini.
Menjadi Pencetak Masker
Salah seorang pengusaha di Pematangsiantar yang menangkap adanya peluang usaha di masa pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini adalah Alvin Nasution. Jauh sebelum pandemi mewabah sehari-hari Alvin buka usaha percetakan stiker di Jalan Diponegoro Pematangsiantar. Dengan menempati sebuah Ruko yang lumayan besar Alvin saban hari melayani pemesanan cetakan stiker dengan beragam desain untuk aneka hiasan. Alvin menamai usahanya dengan nama Laki Stiker.
Ternyata pandemi Covid-19 ikut memukul usaha percetakan stiker yang dilakoni Laki Stiker. Menurut Alvin, semenjak masa mulainya pandemi orderan cetakan stiker yang menghampiri usahanya drastis menurun. Belakangan, Alvin melihat usaha yang digelutinya tidak lagi terpaku hanya mencetak stiker namun juga mencetak masker yang di masa pandemi sangat dibutuhkan masyarakat mencegah penularan virus Corona khususnya dari mulut dan hidung.
Tercatat Laki Strike memproduksi masker berbahan kain dan scuba. Alvin menjelaskan untuk khusus masker kain, dari segi ketebalan, pihaknya membuat masker kain berlapis dua dan berlapis tiga. Sementara ukuran masker hasil rancangan Laki Strike terdiri dari masker untuk dewasa dan masker untuk anak-anak. Dikatakannya, hasil akhir rancangan masker yang dimiliki Laki Strike setelah awalnya melalui try and error artinya pendesainan masker yang ada saat ini tidak selalu langsung pas untuk ukuran wajah konsumen namun sebelumnya melalui uji coba desain berulang-ulang.
Menurut pengakuan Alvin masker buatannya sempat laris manis khususnya dua hingga tiga bulan semenjak pandemi Covid-19 melanda. Katanya, sebelum masker scuba dilarang, masker jenis ini sangat banyak dipesan dari Laki Strike. Misalnya, kata Alvin, pihaknya sempat mesan bahan scuba dari Jakarta hingga 1 rol untuk dibuat masker dan ditawarkan di Pematangsiantar. Ukuran 1 rol bahan scuba sekitar 40 meter x 1 meter. Dari 1 rol ini dapat dicetak masker scuba hingga ribuan pieces dengan omset jutaan ribu rupiah. Pemesannya dari kalangan pribadi, perusahaan atau organisasi. Laki Strike melayani pendesainan logo pada cetakan masker yang dipesan.
Berikut dengan dilarangnya masker scuba, sebut Alvin, Laki Strike kini praktis hanya menyediakan pemesanan masker kain. Diakuinya, pemesanan jenis kain ini juga semakin berkurang. Menurut Alvin, penyebabnya masih adanya inkonsistensi kesadaran masyarakat menggunakan masker dalam melindungi diri dari penularan virus Corona. “Padahal, masker itu berguna untuk melindungi diri kita,” sebutnya.
Menjual Masker di Tengah Pandemi Covid-19
Saat ini di sejumlah ruas jalan di Pematangsiantar ditemukan para pedagang masker. Para pedagang ini langsung menawarkan masker kepada pengguna. Konon adanya usaha dagangan masker jalanan ini menjadi pembuat di balik pandemi Covid-19 yang menakutkan yang disebabkan virus Corona ada saja celah mendapat berkah.
Salah seorang pegang masker jalanan itu adalah Rizal. Rizal yang merupakan warga kota Medan ini merupakan pedagang masker di jalan Kartini, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar.
Saat ditemui di lokasi berjualan masker, Rizal mengaku sebelum merebak virus corona dirinya berprofesi sebagai pegawai di toko elektronik. Namun karena pandemi corona, ia dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Anjuran pemerintah untuk menggunakan masker bagi warga yang keluar rumah dipandang Rizal sebagai peluang usaha setelah berhenti bekera. ” Ini maskernya kita buat sendiri, untuk sehari 20-40 biji masih laku lah,” katanya.
Terpisah, Rudi Sitorus pedagang masker lainnya, di jalan Gereja, Kelurahan Kristen, Kecamatan Siantar Selatan mengaku menjadi penjual masker digelutinya mulai dari beberapa bulan yang lalu. “Zaman sekarang susah cari kerja bang, mau nggak mau jual masker dulu lah” ucapnya.
Menjajakan masker mulai dari jam 10.00 Wib sampai jam 17.00 Wib, Rudi mengaku mampu menjual masker 30-40 biji perhari. “Lumayanlah untuk bantu orang tua” ucapnya pria yang baru tamat SMA ini. (Jannes Silaban)
Discussion about this post