Medan | Konstruktif.id
Ahmad Saifulloh Ketua GP Ansor Kota Mojokerto menegaskan akan mewacanakan sosok Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang gugur dalam tragedi bom Natal tahun 2000 sebagai Pahlawan Nasional.
Riyanto merupakan salah satu anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), yang meninggal karena menyelamatkan banyak nyawa ketika malam Misa Natal.
Ia meninggal pada tanggal 24 Desember 2000 bersamaan dengan malam Misa Natal di Gedung Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Mojokerto.
Riyanto terkena serpihan bom yang dikemas dalam kantong plastik. Namun apa yang Rianto lakukan, menurut Saiful, telah menyelamatkan ratusan nyawa. Umur Riyanto ketika itu baru 25 tahun. Riyanto berkorban untuk orang banyak meski berbeda agama.
“Ada ikhtiar ke arah sana (mengajukan Rianto sebagai Pahlawan Kemanusiaan),” ungkap Saiful usai berziarah ke makam Rianto di Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, pada Kamis (24/12).
Kata dia, upaya untuk mengajukan Riyanto sebagai sosok pahlawan secara formal atau diakui negara sudah menjadi wacana oleh pengurus pimpinan cabang GP Ansor Kota Mojokerto.
“Setelah ini kami akan mencoba mempelajari dalam rangkaian mengajukan bahwa Riyanto ini termasuk sebagai sosok Pahlawan Nasional yang kita apresiasi bersama,” ujarnya.
Kata dia, sosok Riyanto merupakan seorang yang pendiam dan tak banyak bicara namun tegas. Almarhum Riyanto juga cerminan anggota Banser yang ideal.
Sosok Riyanto di mata kami, adalah seorang yang pendiam dan tidak banyak bicara tapi lugas. Namun dia tegas. Setiap komando dia akan langsung laksanakan tanpa ada pertanyaan apapun. Asal tidak sampai menyimpang dan tidak bertentangan dengan agama Islam.
Pada peringatan haul Riyanto yang ke-20, Pengurus Ansor Kota Mojokerto bersama perwakilan Banom (Badan Otonom) Nahdatul Ulama yang ada di Kota Mojokerto juga Gusdurian melaksanakan upacara di lapangan Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon.
Tak hanya itu, usai melakukan upacara mereka juga melaksanakan ziarah ke makam Almarhum Riyanto.
“Peringatan Haul ke 20 Riyanto ini merupakan upaya kami menjaga dan melestarikan apa yang ditinggalkan oleh Riyanto, yakni perjuangan menjaga kerukunan, keharmonisan beragama dan bernegara,” tandanya. (Togar Simanjuntak).
Discussion about this post