SIANTAR | Konstruktif. Id
Wali Kota Siantar Hefriansyah menyampaikan, beberapa bulan lalu Kota Siantar mengalami PPKM Level IV. Hal itu membawa kepanikan kepada warga.
“Kepanikan ini dialami semua elemen masyarakat. Bahkan Siantar seperti kota mati. Kita tidak bisa keluar, hampir semua aktivitas lumpuh. Kita tidak bisa bekerja, tidak bisa mencari rezeki, yang ada kita menjadi panik,” kata Hefriansyah, Senin (13/12).
Bahkan Pemko Siantar kata dia, sempat didemo oleh masyarakat. Namun pihaknya memaklumi itu merupakan bagian masyarakat menyampaikan aspirasi.
Pemko Siantar tegasnya, bukan berarti tidak bekerja. Terbukti beberapa waktu kemudian pemko mampu menurunkan level IV PPKM menjadi level III bahkan sekarang level II.
“Kami juga sudah menyiapkan solusi bagi masyarakat yang terdampak. Salah satunya adalah social safety net,” katanya.
Bagi keluarga yang terdampak, pemko memberikan bantuan yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank Sumut.
“Melalui Dinas Tenaga Kerja saya menginstruksikan agar menjaring para pekerja sektor informal, seperti tukang pangkas, las, bengkel, dan sebagainya yang belum mendapat jaringan pengaman sosial untuk mendapatkan juga jaringan pengaman sosial,” katanya.
Ini kata dia, merupakan bentuk perhatian Pemko Siantar. Meski secara nominal tidak besar, namun pemko berharap dapat meringankan, sedikit menjadi pelipur lara, penyejuk hati bahwa pemerintah hadir.
Dalam kesempatan yang berada di kantor Dinas Tenaga Kerja itu, Hefriansyah memberikan secara simbolis BLT untuk 402 orang pekerja informal di Kota Siantar, sebesar Rp 300.000 per kepala keluarga. [*/Singli]
Discussion about this post