Konstruktif.id – Kisah pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Isabella Guzman terhadap ibu kandungnya, Yun-Mi Hoy (47 tahun), masih tetap menarik untuk disimak meski sudah berlalu tujuh tahun yang lalu.
Seperti diketahui, Isabella menikam ibunya sebanyak 151 kali pada bagian wajah dan leher di dalam kamar mandi lantai dua rumahnya, di blok 2600 Jalan South Lima, Agustus 2013 silam. Sesudah itu, dia memukul kepala ibunya dengan tongkat baseball.
Pengadilan Colorado akhirnya menyatakan Isabella tidak bersalah atas dasar gangguan kejiwaan yang diidap gadis kelahiran 1995 itu.
Setelah membunuh ibunya, Isabella sempat mencuci rambutnya dan ganti baju di kamar mandi wanita di sebuah minimarket di dekat rumahnya yang bernama H Mart.
Menurut keterangan polisi, Isabella sempat mengarang cerita, dengan memberitahu karyawan minimarket bahwa dirinya baru saja diperkosa dan meminta mereka untuk tidak melaporkannya ke polisi. Dia juga menolak saat hendak diantarkan ke rumahnya dengan alasan takut ayahnya akan memarahinya.
Beberapa jam kemudian, polisi menemukan jasad Yun-Mi Hoy dalam keadaan mengenaskan di dalam kamar mandi lantai dua berselang beberapa jam kemudian.
Isabella Guzman diringkus dalam waktu 16 jam semenjak ditetapkan sebagai buronan. Ketika itu, usianya masih 18 tahun. Kini, dia sudah 25 tahun.
Ryan Hoy menjadi satu-satunya saksi pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Isabella. Meski tidak menyaksikan langsung dengan matanya, Ryan dapat mendengar rintihan dan jeritan istrinya dari dalam kamar mandi yang terkunci.
“Istri saya baru saja pulang sekitar pukul 9.30 malam, lalu dia naik ke atas untuk mandi,” kata Ryan, seperti dilansir Daily Mail.
Ketika akhirnya pintu kamar mandi dibuka oleh Isabella, Ryan tetap tak dapat berbuat apa-apa karena Isabella mengacungkan pisau ke arahnya, sambil melangkah keluar lalu menuruni tangga. Ryan hanya bisa terperangah melihat kondisi istrinya.
“Saya mencoba membangunkan istrinya saya tapi percuma karena dia sudah meninggal,” katanya.
Ryan Hoy adalah ayah tiri Isabella. Setelah bercerai dari ayahnya, Robert Guzman, ibunya menikah dengan Ryan. Sejak saat ituah Isabella menjadi membenci ibunya dan kerap melawan.
Tiga jam sebelum Isabella membunuh Yun-Mi Hoy, Robert Guzman sempat berkunjung ke rumah tersebut untuk menemui putrinya, yang menderita skizofrenia.
Di halaman rumah, Robert sempat menasihati Isabella agar menghormati orang yang lebih tua.
“Ketika kami mengobrol, saya pikir saya sudah membuat kemajuan (untuk menyembuhkan penyakit Isabella), tapi ternyata apa yang saya sampaikan padanya tidak berpengaruh,” ujar Robert ketika diwawancarai.
Dari penelusuran Indozone.id, Isabella rupanya sudah punya pacar ketika dia menghabisi nyawa ibunya.
Pada hari ketika dia menikam ibunya di kamar mandi lantai dua rumahnya, seorang tetangganya melihat pacarnya lompat keluar dari rumah dengan ketakutan.
Sehari sebelum menikam ibunya, Isabella juga sempat mengirimkan surel (email) kepada ibunya yang isinya “Kau akan menebusnya”.
Ketika menerima surel itu, ibunya sempat menelepon kepolisian Aurora dan meminta datang ke rumahnya karena saking ketakutan. Polisi pun datang memenuhi permintaan ibunya.
Isabella divonis tidak bersalah oleh pengadilan Colorado, Amerika Serikat. Keputusan itu diambil setelah banding yang menyatakan bahwa Isabella mengalami gangguan jiwa diterima oleh pengadilan pada Desember 2013 silam.
Sebelumnya pada Agustus 2013, Isabella dinyatakan bersalah karena telah membunuh ibunya dengan cara yang cukup sadis.
Usai dinyatakan tidak bersalah, pengadilan lantas mengirim Isabella ke Rumah Sakit Kejiwaan di Pueblo, Colorado.
Jaksa Wilayah George Brauchler mengakui bahwa publik cenderung melihat kasus ini sebagai kasus pembunuhan sadis. Dia sendiri mengaku baru kali itu melihat seseorang ditikam sebanyak itu.
“Tetapi sistem (hukum) kita adalah sistem yang tidak hanya sarat dengan hukuman atau penjara, tetapi juga terikat pada keadilan, dan Anda harus melihat komponen ini, yaitu kesehatan mental,” tegas Brauchler.
Menurut keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds, Isabella didignosa mengalami paranoia schizophrenia.
“Dia sering menatap ke ruang hampa, lalu bicara dengan seseorang yang tidak terlihat, dan dia tertawa sendiri,” kata dr Richard. (Dari berbagai sumber/K1)
Discussion about this post