Stabilitas kapal semakin memburuk ketika kapal berlayar di perairan dengan tinggi gelombang sampai dengan 2 meter.
Sebagian besar penumpang tidak dapat bertahan hidup dikarenakan akses keluar yang terbatas dan akses terhadap peralatan keselamatan.
Sedangkan faktor yang turut berkontribusi dalam peristiwa tersebut, lanjut Soerjanto, antara lain jumlah penumpang berlebihan dimana sebagian penumpang berada di geladak 3 dan sepeda motor menyebabkan titik berat kapal menjadi semakin ke atas.
“Sehingga momen penegak (pengembali) semakin kecil, dan kondisi stabilitas kapal yang tidak baik ini menyebabkan kapal terbalik setelah terkena gelombang,” jelas Soerjanto.
Adapun temuan lain yang didapat dari hasil investigasi kecelakaan tersebut, yakni ukuran kapal yang tidak sesuai dengan sertifikat kapal dan berdasarkan dokumen Kelaikan dan Kebangsaan, kapal harusnya bergeladak tunggal namun pada kenyataannya kapal ini memiliki 3 geladak.
Berdasarkan dokumen Pendaftaran dan Kelengkapan Angkutan Danau dan Penyeberangan (ADP), kapal Sinar Bangun digunakan sebagai kapal angkutan maksimum 45 penumpang. Selain itu, kapal juga wajib menyediakan 50 buah jaket keselamatan dan 3 awak kapal.
Discussion about this post