Pematangsiantar | Konstruktif.ID – Program pendidikan unggul di era industri 4.0 yang diusung pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga-Zonny Waldi, akan dikolaborasikan dengan filosofi atau motto Kabupaten Simalungun “Habonaron Do Bona”
Radiapoh Hasiholan Sinaga yang akrab dipanggil RHS ini, ketika berbincang-bincang dengan wartawan, Kamis 17 September 2020, berpendapat, motto atau falsafah “Habonaron Do Bona”, merupakan filosofi hidup yang hendaknya ditanamkan kepada anak didik di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Simalungun.
Hal itu penting menurut RHS, karena pendidikan unggul dari sisi prestasi hendaknya dibarengi dengan budi pekerti yang baik bagi anak didik sebagai generasi muda, juga kepada para pendidik.
“Dengan budi pekerti yang baik, maka anak didik, tenaga pendidik dan seluruh stakholder pendidikan akan memiliki akhlak mulia, sehingga dapan memajukan Simalungun khusunya bidang pendidikan,” sebut RHS.
RHS mengungkapkan, filosofi “Habonaron Do Bona” artinya “Kebenaran adalah dasar/pangkal dari segalanya” yang memiliki nilai-nilai luhur yang patut diwarisi dalam menjalankan seluruh sektor pemerintahan.
Khusus di bidang pendidikan, filosofi “Habonaron Do Bona” bisa dijadikan sebagai salah satu materi pendididikan atau kurikulum pendidikan budi pekerti.
Dalam proses pelaksanaannya, tenaga pendidikan memberikan pemahaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam filosofi “Habonaron Do Bona” seperti, kejujuran, sopan santun, gotong royong dan saling menghargai satu sama lain.
“Kita meyakini, bila anak didik diberikan pendidikan itu, maka generasi yang nantinya jadi generasi penerus akan memiliki budi pekerti yang baik,” kata RHS.
“Jadi selain kemampuan inteligensi, kami juga akan fokus memperhatikan sikap dan akhlak anak didik, bila dipercaya rakyat nantinya menjadi Bupati dan Wakil Bupati Simalungun. Itu penting untuk menuju generasi berakhlak mulia,” tambah RHS.
Pria alumni SMTP Raya ini menuturkan, bila generasi berakhlak mulia sudah banyak ditemukan, tentunya tidak akan sulit untuk mengembangkan maupun memajukan Kabupaten Simalungun.
“Sehingga diperlukan perhatian serius sejak dini dari pemerintah tentang kualitas budi pekerti dari masyarakat, dalam hal ini diawali dari pelajar sebagai generasi muda,” ungkapnya.
RHS menambahkan, menerapkan filosofi atau falsafah “Habonaron Do Bona” Simalungun sebagai bagian dari mata pelajaran budi pekerti, maka pemerintah juga telah melestarikan nilai budaya dan menghargai kearifan lokal. (rilis)
Discussion about this post