SATU keluarga ditemukan tak bernyawa setelah diduga dibantai di sebuah rumah yang letaknya di bagian depan jalan
Diketahui, peristiwa keji itu terjadi di kontrakan korban di Jalan Bojong Nangka 2 RT002/07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Selasa (13/11) pagi sekira pukul 06.30 WIB.
Pada bagian depan merupakan sebuah warung usahanya. Pintu masuk rumah korban berada disamping setelah melewati pintu gerbang.
Uniknya, saksi melihat linting gerbang terbuka lebar saat menemukan Diperum dan keluarganya tewas.
Saat itu, televisi di rumah Diperum juga masih menyala. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki siapa pelaku pembunuhan sadis ini.
Adapun identitas satu keluarga yang kehilangan nyawa, adalah Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Dari penyelidikan polisi, temuan tersebut pertamakali diketahui oleh dari tiga orang saksi yang merupakan tetangga korban, yakni dr Feby Lofa Rukiani, Arif Susanto dan Sulistiyanti.
Peristiwa itu bermula ketika dr Feby Lofa Rukiani melihat gerbang kontrakan rumah korban terbuka dan televisi menyala, kemudian Feby memanggil-manggil korban namun tidak ada jawaban.
Kemudian, dr Feby menelepon korban tetapi tidak juga direspon korban dan akhirnya pulang ke rumahnya.
Pada saat hendak berangkat kerja sekira pukul 06.30 WIB, dr Feby curiga dan akhirnya membuka jendela. Setelah itu, dia terkejut melihat satu keluarga tersebut telah bersimbah darah.
Kemudian dia memanggil rekannya, yakni Arief dan Sulistyanti untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada Ketua RT.
Kapolres Bekasi Kombes Indarto menbenarkan peristiwa teesebut dan saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Doglas Nainggolan, abang korban diamankan polisi
Korban Diperum Nainggolan merupakan pengelola 28 kontrakan milik kakaknya bernama Doglas Nainggolan.
Usai jenazah Diperum ditemukan, polisi buru-buru memboyong Doglas ke Mapolres Metro Bekasi Kota.
Dari pengakuan, Mastaufik (49) satpam sekolahan yang jaraknya hanya 10 meter dari TKP mengaku mengenal Doglas Nainggolan sebagai warga yang ramah dan sering menyapa dirinya.
“Baik kok orangnya, sering menyapa saya. Cuma memang kalau sama warga lain kurang berinteraksi mungkin karena dia orangnya sibuk,” ucap Mastaufik (49) seperti dilaporkan Kricom.
Doglas menurutnya, bekerja di salah satu perusahaan rokok sebagai manajer.
Setiap harinya, Doglas berangkat kerja menggunakan mobil. Dia berangkat pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB dan pulang kerja pada pukul 20.00 WIB hingga pukul 21:00 WIB.
“Dia ngaku kerja di perusahaan rokok sebagai manajer,” lanjutnya.
Selain itu, ia sering melihat Doglas berbincang-bincang dengan adiknya, Diperum Nainggolan.
“Kalau pulang kerja malem dia sering duduk, ngobrol sama adiknya,” jelasnya.
Mastaufik menambahkan, Doglas merupakan pemilik rumah kontrakan, sedangkan adiknya Diperum merupakan pengelola kontrakan.
Kontrakan milik Doglas sebanyak 28 pintu yang terdiri dari 14 pintu di lantai satu dan 14 pintu dilantai 2.
Rumah kontrakan tersebut disewakan dengan harga Rp 800 ribu perbulan.
Mastaufik melanjutkan, meski terbilang sukses, Doglas belum berkeluarga. Ia tinggal di salah satu rumah kontrakan tersebut.
Menurut Mastaufik, kontrakan milik Doglas terbilang tertib. Setiap pukul 23.00 WIB pintu gerbang masuk ke kontrakan ditutup dan kembali dibuka pada pukul 06.00 WIB dan hanya Diperum dan Doglas yang memiliki kunci gerbang tersebut.
“Gerbangnya itu tutup jam 11 malam dan buka sekitar jam 6 pagi. Yang punya kunci cuma Abang (Doglas) sama adiknya (Diperum) itu, jadi yang mengontrak enggak punya kunci. Jadi aturannya begitu batas keluar masuk kontrakan,” tutupnya.
Selain Mastaufik, warga lainnya bernama Tata (42) mengaku tidak mengenal lebih dalam sosok Doglas lantaran dikenal jarang bergaul dan berinteraksi dengan warga sekitar.
“Jarang berinteraksi sama warga sini, cuma kalau adiknya (Diperum) baik bangat sama warga sini, sering bergaul dan dikenal baik orangnya,” ucap Tata.
Discussion about this post