Tebingtinggi | Konstruktif.id
Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan minta sekolah yang ada untuk mempersiapkan Protokol Kesehatan yang ketat dalam melaksanakan Uji Coba Belajar Tatap Muka di Sekolah.
Hal ini disampaikan Umar Zunaidi Hasibuan saat menghadiri kegiatan Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020, Rabu (25/11/2020) di Halaman Kantor Dinas Pendidikan setempat. Terlihat hadir Plt Kadis Pendidikan Idam Halik, para Kepala Sekolah dan Pengawas.
Walikota mengatakan, sebelum sekolah Tatap Muka dimulai, kita harus mengetahui sekolah yang ada di Tebingtinggi ini semua sudah siap untuk Belajar Tatap Muka. Semua sekolah wajib menyiapkan toilet yang bersih, ruang belajar yang sehat dengan sirkulasi udara yang baik serta disemprot disinfektan, memiliki alat pengukur suhu tubuh untuk siswa dan para guru.
Sekolah juga harus menyediakan sarana cuci tangan dengan air yang mengalir lengkap dengan sabunnya, menjaga jarak diruang pembelajaran dan kita juga harus paham dan semuanya harus mengerti bahwa yang kita lakukan perlu dievaluasi dengan sebaik-baiknya.
” Selain itu kita juga harus meminta ijin dari para orang tua siswa, jika orang tua siswa tersebut tidak mengijinkan maka kita tidak boleh memaksakan anak tersebut mengikuti pembelajaran Tatap Muka,” kata walikota.
Menurut walikota, apa yang menjadi pemikiran kita saat ini yaitu siswa kelas VI dan IX adalah yang paling terdampak, karena mereka akan mengakhiri tahun pembelajaran. Hampir satu tahun mereka tidak mengikuti pembelajaran dan tentu perlu kita prioritaskan kepada mereka.
Kemudian siswa yang baru masuk yakni kelas 1 SD maupun kelas I SMP belum pernah melihat sekolahnya dan belum pernah dia beradaptasi dengan sekolahnya. Maka kita perlu melakukan hal ini namun Protokol Kesehatan dan simulasi perlu kita lakukan. Jangan ada yang bertumpuk dan tentunya uji coba perlu dilakukan.
” Persiapan kita mulai, mulai dari saat sekarang ini sampai dengan akhir Desember. Tidak hanya murid yang harus sehat tetapi guru juga harus sehat. Dibeberapa sekolah di Pulau Jawa ternyata ada penularan dari guru ke murid, artinya guru tersebut menjadi pembawa wabah dan sangat berbahaya bagi anak didik kita,” tegas walikota. (Samsudin Silitonga)
Discussion about this post